Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2011

Obrolan Meja Makan

Pelaku : Babe dan saya Waktu : jam makan malam Tempat : di ruang makan Selepas makan, saya menceritakan kegiatan saya pagi itu pada babe yang duduk di seberang saya. Pagi itu saya bersama seorang teman pergi ke SMA-SMA di kota saya untuk menyebarkan brosur dan mencoba bertemu dengan guru BK dari masing-masing sekolah tersebut. Target kami pada saat itu hanya pada enam sekolah. Saya tertarik dengan sebuah percakapan saya dengan salah seorang guru BK, yang kemudian menjadi topik yang saya sampaikan kepada babe. Hal ini berkaitan dengan ujian nasional. Ternyata, sekarang ini sistem ujian nasional sudah berhasil diubah dan membuat para siswa sekaligus orang tua siswa tidak lagi khawatir, pasalnya sistem yang sekarang ini memungkinkan sekali siswa lulus 100% karena hasil akhir merupakan hasil bagi rata antara jumlah hasil ujian nasional dan juga ujian sekolah. Presentase 60 % diambil dari ujian nasional dan sisanya dari ujian sekolah. Lalu apa yang menarik dari perbincangan anta

Kontrak Kehidupan

Sampai sekian detik ini saya masih mencoba menelaah kembali kontrak hidup saya dengan Tuhan. Hanya masalahnya muncul ketika saya sama sekali tidak menahu tentang isi dari kontrak yang sudah saya tanda tangani waktu itu. Jadi saya gambarkan pada waktu itu Tuhan berkata dengan bijak kepada saya “ Kamu siap-siap ya dengan tugas dan kewajibanmu sebagai manusia di dunia…” Lalu Tuhan menyodorkan sebuah kontrak kosong, berikut beserta materai yang tidak perlu diragukan lagi keabsahan dan nilai hukumnya. “Kenapa kosong, Tuhan?” Saya akhirnya memberanikan diri untuk bertanya. “Sayang, lembaran ini Aku biarkan kosong supaya kamu bisa memberi warna-warna di atasnya secara bebas.” “Bebas?” Saya kembali bertanya. Tuhan pun mengangguk. “Jadi jika saya hanya ingin melipatnya saja dan memasukkannya ke dalam saku saya, itu juga tak apa,Tuhan?” kata saya lagi. “Tidak apa, Sayang. Hanya saja kau tidak akan pernah belajar apapun nantinya.” Nah, setelah dua puluh tahunan sudah saya kembali