Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Akhir Tahun Dan Sebuah Resolusi

  Akhir Tahun Dan Sebuah Resolusi Akhir Tahun sepertinya kurang sedap kalo saya tidak sedikit ngembleh di blog. Lagi- lagi kelamaan vakum karena sibuk ngarit, hahahha bilang saja sedang musuhan sama laptop, karena jam-jam prime time untuk menulis, laptop diserobot sama anak saya yang cakepnya ga ketulungan ;D Terakhir saya posting bulan November ya? Atau Oktober? Hahahaha saya sendiri lupa. Luar biasa.   Tepuk tangan sodara-sodara. Ada banyak hal yang terlewati, yang terjadi, ada juga yang mugkin tidak perlu lagi diungkit-ungkit. Di akhir tahun ini saya harus sudah mulai memantapkan   hati, ‘ mau menjadi apa saya?’   Ini seolah seperti sebuah epic dalam buku cerita bergambar milik Vadin yang berjudul, ‘ingin jadi apa kau nanti?’ Ini sudah kesekian tahun saya bingung melangkahkan kaki dan memantapkan hati. Ini bukan soal bekerja atau tidak bekerja ya sodaraku. Tapi mungkin lebih kepada mengikuti kemana passion hidup saya ini sebetulnya. Sedih kan, di usia yang

Sunyi Diri

    Kadangkala,  Di waktu Hari menjadi lebih hening, dan hanya suara detikan jam dinding yang terdengar, aku mengembara. Pergi ke dunia tak berbatas, dan berlompatan senang. Girang betul hatiku, bagaikan seorang anak kecil yang berhasil menyelamatkan balon hijaunya agar tak meletus. Kadang sunyi menjadi kawan, dan sepi menjadi kegairahan. Betapa waktu berjalan begitu singkat, ingin sekali suatu hari aku mengulur waktu agar dia memanjang, melebihi batas pandangku sendiri. Paling tidak seperti saat-saat ini, aku tidak ingin waktu segera berakhir. Perandaian. Sayangnya, Waktu berjalan dengan ritme yang sama.  24 Jam. Tidak pernah berubah sedari dulu. Aku yang lambat laun berubah karena waktu. Menua dan akan tergerus oleh generasi-generasi baru. Kadang sunyi menjadi teman, dan sepi menjadi kerinduan.   Semilir, Klaten, Rabu 24 Oktober. 2.14 am

Musim Demam

    Hari ini keseharian saya bisa dibilang berjalan biasa saja, hanya ‘kemewahan’ nya mungkin terletak di- kecumlengan dan badan saya yang greges-greges. Mungkin flu akan datang menyerang, seperti yang sedang marak di sekolah anak saya, lebih tepatnya di kelas anak saya. Seminggu ini banyak teman-teman anak saya yang tidak masuk sekolah. Hampir separuh kelas semua ijin karena sakit. Entah demam, batuk, pilek, kalau anaknya sudah bagas waras giliran bapak ibunya, jadilah seminggu ini kegiatan sekolah berjalan dengan jumlah murid seadanya. Sepi sekali penghuninya, 3 anak, 5 anak, 7 anak, 10 anak. Paling mentok ada di batas angka sepuluh. Padahal total semua murid apabila semua hadir berjumlah 27 anak. Tapi itu juga jarang hadir semua sih , maksimal 17-20 anak. Menurut saya, semua akan hadir dan kemriuk saat penerimaan hasil belajar saban akhir semester atau akhir tahun ajaran hehehehe … :D Nah, kebayangkan kalo hanya 5-10 anak yang hadir, betapa kelas menjadi sangat priv

Finlay The Fire Engine -- Book Review

      Finlay The Fire Engine. Jenis Boardbook. 10 halaman ๐Ÿ’š Ini adalah pertama kali saya membuat review buku bacaan anak di blog saya, maafkan apabila bahasanya nanti tidak se-profesional para reviewer yang lain, ini semacam penghiburan ketika saya sedang bingung dan tidak ada ide lantas saya melihat bertumpuk-tumpuk buku anak saya, Lalu saya berpikir, kenapa tidak saya buat ulasan tentang buku cerita anak, dimulai dengan apa yang kami punya di rumah. Bagaikan air hujan yang datang saat kemarau tiba, langsung cless…adem. Langsung saya nyalakan lepi saya, ( eh lepi suami saya, saya sih sementara ini masih numpang, uhuk!) Ulasan Berikut adalah buku berjudul Finlay, The fire engine . Buku berjenis boardbook , boardbook artinya semua halaman berbahan keras, tidak mudah robek, dan biasanya dilapisi dengan bahan glossy atau dove paper, sehingga menjadikan buku lebih awet dan tidak mudah kotor. Buku ini berukuran kecil ( se-genggaman tangan orang dewasa) sehingga sanga

Ibu damai, anak damai, Keluarga Damai

      Mungkin bagi beberapa orang, memilih jalan non karier dengan ijazah kelulusan dari salah satu Perguruan Tinggi Negeri Ternama adalah salah satu tindakan eman , keputusan yang amat sangat disayangkan, atau dianggap sebagai tindakan durhaka terhadap orangtua yang telah bersusah payah menyekolahkan. Terutama karena engkau adalah seorang perempuan dan terlahir diantara anggota keluarga yang semua memilih di jalur karier. Apakah ada yang pernah mengalami Jugdement  semacam itu? Kalau ada, mari kita ber- toast  sambil menyeruput secangkir kopi kental pahit, agar tersadar bahwa sebenarnya judgemental  itu tidaklah lebih pahit dari kopi yang kita minum. Beberapa Tahun silam, dengan sadar saya mencoba banting setir dari carrier oriented  menjadi seorang ibu rumah tangga yang bau bawang, bau ulekan , bau sabun cuci piring, dan bau minyak telon. Tentunya kesadaran itu muncul ketika status saya berubah menjadi seorang ibu. Saya hanya meyakini bahwa menjadi seorang ibu bukan lantas
    Kisah Emak dan Drama (Jepang dan Korea)--Emang Racun! @_@   Dilihat dari judulnya saja sudah ketebak kan isinya apa? Ga penting banget yak…^^ Ini mungkin akan menjadi topik ringan, seringan cerita drama yang akhir-akhir ini menjadi penting dalam keberlangsungan hidup saya sebagai Ibu Rumah tangga. Dulu, saya memang tidak terlalu suka drama percintaan yang ringan, dan endingnya pasti sudah tertebak. Saya suka tantangan dengan tontonan film horror,mystery, adventureous atau action . Ya, drama korea suka juga kalo yang main Lee Min Hoo, Song Hye Kyo, dan Yoon-Eun Hye  itu, ( hebat kan saya, bias hapal nama-namanya-- thank to Google yak ! T_T) tapi ya sudah, ga ada tuh sampai obrak abrik cari pinjeman atau nitip dibelikan film sampai ke Grogol..;D ( eh tapi pernah lho ada yang perhatian ke saya trus dibawainlah saya banyak film serial, thanks so much for you ) Ternyata menjadi Ibu Rumah Tangga itu memang perlu juga menonton cerita ringan dengan pekerjaannya

sebuah REFLEKSI

    Menulis apa hari ini? Semakin hari semakin dibuat bingung, hendak menulis apakah hari ini? Padahal, sebetulnya ada banyak hal yang bisa untuk diceritakan. Mungkin ada bagusnya saya membuat komit terhadap diri sendiri. Satu hari satu tulisan refleksi. Satu hari meluangkan waktu sebentar untuk berefleksi. Mungkin saja, di sela-sela jari kita yang mengetikkan kata-kata pada kibor, tiba-tiba semesta memberikan wasilah nya melalui tarian-tarian jari kita. Setiap saya berangkat naik kereta mengantarkan Vadin bersekolah, saya bertemu dengan berbagai macam pengalaman. Sayangnya, pengalaman tersebut tidak lantas saya tuangkan ke dalam bentuk tulisan sehingga menguaplah segalanya. See, being commit is not always easy . L ( paling tidak dalam kasus saya) Ada satu pertanyaan yang kerap dilontarkan orang-orang pada kami, bahkan driver Go-Car yang sering kami pakai untuk mempermudah akses kami menuju ke sekolah setibanya kami di Stasiun. “Kok sekolah aja musti jauh-jauh
     KIDS TOILET TRAUMA Siapa bilang anak-anak tidak memiliki rasa tertekan, stress dan trauma selayaknya orang dewasa yang beban hidupnya makin berat seiring semua harga naik dan tidak diimbangi dengan kenaikan uang belanja bulanan ( #eh itu saya bukan ya? *nyengir*) ? ternyata anak-anak pun memiliki beban tersendiri, ketakutan tersendiri, dan tekanan tersendiri yang beraneka ragam dari lingkungan di sekitarnya. Tekanan atau stress itu beragam, dari menghadapi orang asing ( yang tidak pernah bertemu sebelumnya), dari disuruh salim ( sering kan ya kita minta anak kita salim dengan kerabat kita, tetangga, teman atau siapa saja yang kita jumpai, dan kadang anak ga mau tapi kita menganggapnya engga sopan), atau kita menekan anak dengan menyuruhnya untuk tidak mengompol setiap harinya, atau melepas dotnya setiap hari. Lama-lama anak bisa menjadi tertekan dan bentuk pelampiasannya macam-macam, ada  yang dengan  teriakan marah, menangis, ngamuk atau tiba-tiba menjadi anak yang pen

KEBIJAKAN BERSEKOLAH 8 JAM

๐Ÿ’—๐Ÿ’—๐Ÿ’—     Sebagian besar Ibu sejagat Indonesia Raya pastilah saat ini sedang dipusingkan oleh kebijakan dari Kementerian pendidikan dan kebudayaan yang dalam kebijakannya akan menerapkan sekolah 8 jam setiap harinya untuk periode tahun ajaran 2017/2018 mendatang. Belum soal penerimaan siswa baru yang semrawut di tingkat daerah, ini ditambah dengan kebijakan pak mentri pendidikan yang saban tahun seringnya berubah. Kadang kita (para ibu) suka gedek, ini anak-anak mau dibawa kemana dan jadi apa nantinya. Betul, ngobrolin pendidikan anak-anak itu sampai 7 juta likes juga ga akan ada habisnya. Akan terus berkelanjutan bahkan mungkin hingga sudah ditemukan planet lain selain bumi yang bisa untuk dihuni. Setelah saya pahami dan alami selama puluhan tahun bersekolah, sekolah bukanlah tempat untuk mencari ilmu, melainkan ijasah. Betul ga? *nah silakan dianalisis ya betul salahnya, jangan langsung percaya dengan pemaparan saya yang bisa aja kepleset* buktikan sendiri bahwa sej