Mungkin setelah pertemuan manis kita tadi malam,kau bergumul dengan asap-asap rokokmu. Kali ini, sepertinya kau butuh tak cukup sebungkus, Sayang. Pikiranmu berjalan ke tengah bertemu pada sebuah persimpangan. Persimpangan itu sama-sama membuatmu berarti, dalam porsi yang beda memang. Tapi membuat duniamu sama berwarnanya. Meski dia mungkin lebih suka beri warna violet sementara aku warna-warna primer yang pun bisa kau olah menjadi warna favoritmu. Aku tidak yakin malam ini kantuk mampu mengganggumu. Rasa-rasanya, rasa kantuk yang kau perlihatkan tadi hanyalah cara anggun untuk mengatakan padaku bahwa kamu ingin segera beristirahat dan sebaiknya aku segera pulang. Aku tahu, cintamu yang begitu besar untuknya membuatmu takut untuk menyakitiku. Tapi bukankah, masing-masing dari kita semua tak pernah mengenal definisi cinta yang sebenarnya. Tidak aku, tidak juga kamu. Mungkin juga definisi cinta dalam pikiran kita ini pun tak sama, tapi sejak kapan pikiran punya hak paling besar untuk m
Berbahagialah engkau semua para Ibu. Karena engkau adalah kehidupan. Karena engkau adalah cahaya. Karena engkau adalah Kasih dan Sayang. Karena engkau adalah Cinta.