Langsung ke konten utama

ARIEL GORIES SERIES PROLOG

Ps. Pada suatu hari saya tiba-tiba teringat pada sebuah cerita yang mengendap lama di dalam kepala saya. Akhirnya saya putuskan untuk menuliskan endapan-endapan tersebut ke dalam blog saya. Pada awalnya saya pikir, "buat apa ya?" tapi ternyata kepuasan pribadi saya adalah ketika saya bisa menuangkan ide saya ke dalam tulisan. Entah, mungkin selain saya ini punya hobi "mengobrol" saya juga punya hobi sebagai 'tukang ketik'. Mungkin berbicara dan menulis adalah keahlian yang Tuhan berikan buat saya. Hahahaha....entahlah...i'm still looking for until right now...
Baiklah, temans....selamat menikmati cerita tentang cowok goriel bernama ariel ini.

Happy reading..!


Sekilat Intro….PINDAHAN RUMAH (selalu seperti ini)

Pagi hari atau lebih tepatnya pagi-pagi buta bagi sebagian orang paling asyik buat molor, bebaringan di kasur yang empuk, berselimut mimpi, sambil sesekali dua kali ngiler kalau ngimpinya makan ayam bakar raksasa, dilumuri ama saus tiram…slluuuuurp!!! Sayangnya, sudah lima kali dalam setahun ini pemuda berambut ikal ini tidak lagi bisa tidur nyenyak di pagi hari. Berkemas-kemas dan mengepak barang-barang sudah menjadi hobi barunya setahun ini. Perasaan kesal sebenarnya sudah terlihat di ubun-ubunnya yang tertutup ikal itu. Tapi bagaimanapun pemuda yang diketahui melalui KTP-nya bernama Ariel Topo Sutopo ini cukup bisa menahan diri dari amarah,soalnya maminya lebih galak daripada dia. Daripada adu urat dan dapat dipastikan dia kalah, lebih baik dia diam seribu bahasa (banyak amat belajar bahasanya…padahal satu aja ngga habis-habis).

“Mi, kita mo pindah kemana lagi sekarang?” Ariel rupanya tidak mampu menahan diri lagi untuk menginterogasi maminya. “Bukannya udah enak tinggal di sini, Mi? Orang-orangnya ramah, lingkungannya asri, gotong royong, gemah ripah loh jinawi…” Ariel malah ngelantur, sengaja membujuk dan merayu maminya biar mengurungkan niat kepindahannya.

“Ngga bisa, Ril! Demi masa depan kamu dan juga Sasa! Kita bertiga harus pindah!” Maminya ngotot, tetap bersikeras, bahkan tangan-tangan rampingnya masih tidak lepas dari kardus-kardus dan koper. Si Mami pun tidak berani menatap mata anak laki-lakinya, Ariel.

“Mi,…Mami nangis?” Ariel melihat bahu maminya bergetar.

“Ngga, Ril. Bahu mami cuma pegel. Kamu pijitin bentar gih!” Mami menjawab sambil senyum, sementara Ariel udah keki duluan ma si Mami.

Sasa sodara perempuan Ariel yang paling muaniiiissssss bangun dari tidurnya. Rambutnya acak-acakan. Matanya merah. Tiba-tiba langsung duduk berselonjor di sebelah mami.

“Ngapain lu?!” Ariel bengong liat Sasa yang tingkahnya astaganaga itu. Duduk berselonjor, pake daster bunga-bunga mami yang kedodoran buat dia, tampang awut-awutan, masih ada bekas iler di samping kanan mulutnya. Yaiiiks…..males bangeeeeet!

“Pijitin gue juga dong, Ril” Sasa ngomong sekenanya,sesekali ngusap mulutnya pake punggung tangan sembari nyodorin bahu, dan ngga perduli betapa Ariel dongkol dan sedang menahan emosi.

“Ogah! Muke Lu Gile!”

“Arielll!!! Ngga boleh ngomong kayak gitu ke Sasa!” Mami menghardiknya. “ Bagaimanapun dia itu sodaramu. Mami heran, kok bisa ya kalian ini dikit-dikit ribut. Kalian itu kembar tapi gontok-gontokan mulu. Yang akur dong!”

“Kembar ma cunguk ini, Mi?” Ariel langsung ngacak-ngacak rambut Sasa, “Ogaaaah bangeeeet!”

“Hahahhahahaha…terima aja, Ril…..gue aja mencoba ikhlas kok meski sebenarnya gue ngga rela bangeeet tampang imut gue di-copy ma Lu….” Sasa spontan ngakak.

“Udah..udah…buruan diberesin semuanya, bentar lagi truk yang mau angkut barang-barang kita datang. Kita juga musti cepet-cepet biar ngga ketinggalan kereta. Mandi dulu sana gih, kalian!” Mami bak mengomando pasukan bersenjata yang hendak pergi berperang.

“Sa, kok Lu girang banget sih kita pindah mulu gini. Ngga capek apa Lu?” Ariel bermanuver untuk membujuk Sasa, sodaranya yang paling berkuasa di rumah ini.

Setingkat ama Si Mami. Kasian sebenarnya si Ariel, hak bersuaranya hanyalah 20 persen di rumah ini. Sisanya adalah pembagian rata antara Sasa dan Si Mami.

“Ariel yang paling guanteeeeeng sejagad rayah…..hidup nomaden itu cool! Asyiik gila! Ketemu banyak orang baru, bisa ngeceng-ngeceng juga. Akh..Lu…dinikmatin aja kali..! Lu kenapa sih Ril? Ngga biasanya….tumben banget?! Curiga gue…”

“Sa,.. kita tuh baru juga semangat-semangatnya dapet sekolah baru, dapet temen baru. Baru juga seminggu lalu kita pindah…..dan sekarang musti pindah lagi?? Belum juga kelar semua barang dipajangin, ditata rapi.”

“Lu cowok paling melankolis yang pernah gue kenal, Ril….” Sasa nyeletuk.

“Sa. Kita tuh minggu depan udah Ujian Nasional! Gila aja kita pindah di hari-hari penting kita! Ogah gue kalo musti pake seragam putih abu-abu setahun lagi!”

“Lu tuh nape sih, Ril? Ujian Nasional dimana-mana juga sama. Tinggal garap aja kan beres!” Sasa menjawab dengan santai asooy indehoooy.

“Sa, nasib cinta abang Lu juga dipertaruhin!! Kenapa setiap kali gue baru mo mulai deket ama cewek aja, kita udah pindah lagi…..dulu pas di Banjarmasin, pas gue lagi anget-angetnya ma Ai, dipisahin. Sakit ati gue, Sa..”

Sasa bengong. Ngeliat Ariel yang lagi kayak orang sakit. “Lu lagi dapet ya, Ril?”
Alhasil Ariel ngelempar Sasa pake sandal buluk kesayangan Mami.

“Saasaaaaa!…Ariiiieeellll….!! Lima belas menit lagi kita berangkaaat…!!!!!

“Miiiii…kita mo pindah kemana sih sekarang?!”Ariel setengah berteriak. Nanyain lagi ke Mami biar jelas mereka semua bakal terdampar di planet mana lagi. “ Buru-buru amat! Amat aja masih selimutan, Mi di rumahnya….!”

“Kitaaa mo pergi ke Yogyaaaa!!!” Mami juga ngejawab setengah berteriak. Dengan nada riang tentu saja.

Ariel dan Sasa untuk sesaat berpandangan. “Yog..yaaa..”, desis mereka berdua.
Langsung Ariel dan Sasa berlarian gedebak-gedebuk mengambil handuk dan berebut kamar mandi. Ikutan girang sambil berteriak “Yogya..Yogya..Yogya….” kayak di tipi-tipi itu. Untuk sesaat Ariel lupa akan rasa sedihnya meninggalkan kekasih hatinya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

dongeng Si Gajah dan Si Badak

dongeng Si Gajah dan Si Badak April 14th, 2008 Suatu hari di sebuah hutan belantara tampaklah seekor gajah yang berbadan besar dengan belalai panjangnya sedang bercengkrama dengan seekor badak. Si Badak terpesona melihat dua gading gajah yang membuat Si Gajah makin terlihat gagah. Kemudian Si Badak bertanya " Jah…Gajah…kok kamu bisa punya sepasang cula yang hebat begitu bagaimana caranya tho?…kamu terlihat semakin gagah saja". Lantas dengan bangga Si Gajah pun bercerita tentang puasa tidak makan tidak minumnya selama 80 hari. Berkat puasa itulah Si Gajah bisa mendapatkan cula yang hebat seperti yang Badak lihat sekarang. Akhirnya karena Si Badak juga ingin tampil gagah, dia pun mulai menjalani puasa 80 harinya seperti yang Si Gajah lakukan. Seminggu kemudian…… "Ahhh…enteeeeeng…." Badak sesumbar. Dua minggu berikutnya…… Si BAdak mulai sedikit lemas, dia masih bertahan meski rasa lapar, rasa haus kian menghantuinya. Dia iri melih

Sebuah esai tentang kebudayaan bersifat simbolik

Di sebuah stasiun TV Swasta terlihat ada sebuah penayangan mengenai kehidupan sebuah suku yang masih kental dengan keprimitifannya. Sebut saja salah satu suku di Afrika. Tampak di sana sekelompok manusia berpakaian seadanya, sedang duduk mengelilingi api unggun. Kepala suku mereka sedang menceritakan kepada anggota kelompoknya yang lain, menceritakan mengenai sebuah batu yang tiba-tiba saja terlempar dari arah gunung berkapur hingga hampir membuatnya celaka, hingga detik itu juga dia, selaku kepala suku di sana menyatakan bahwa benda tersebut adalah ‘benda jahat atau benda setan’. Simbol tersebut dia gunakan sebagai bentuk kekhawatirannya terhadap anggota kelompoknya yang lain, sehingga mendorong agar anggota yang lain selalu waspada. Bentuk pengungkapan itu membudaya dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Hingga kemudian manusia menjadi lebih pandai dan cerdas hingga benda yang disebut-sebut sebagai benda jahat itu hanyalah sebuah bongkahan batu yang secara tidak sengaja terlempa

Langkahkan Kakimu dan Luaskan Pandanganmu

    Ada banyak kota di dunia ini yang bisa saja saya tulis dan saya rangkai untuk kemudian menjadi tokoh utama dalam tulisan ini. Sayangnya, ternyata urusan memilih kota impian itu tidak lah semudah seperti memilih baju mana yang hendak dipakai di dalam tumpukan baju yang belum disetrika. Njlimet saya tuh orangnya… :D Eropa, US, Canada, Oz, New Zealand, Egyptian, Southern Asia, hingga East Asia macam Seoul, Japan, negara dan kota yang nge-hits belakangan karena faktor serial drama-dramanya   juga tak membuat saya lantas menisbahkan mereka untuk menjadi salah satu kota yang ingin saya kunjungi. Ya seneng juga melihat beberapa teman sudah banyak yang berhasil menapaki diri ke sana, entah karena pekerjaan, karena sekolah, karena usaha kerasnya sedari dulu, karena memenangkan undian, atau yang karena dapat bonus dari usahanya mengejar poin, bahkan ada juga yang karena pasangannya horang tajir melintir, akhirnya kesempatannya untuk bisa bepergian keliling Indonesia bahkan ke lua