Langsung ke konten utama

Yang Masih Muda


 
Kulihat dua pasang mata beradu pandang. Mesra dan penuh kasih. Aku melihat keduanya tak sungkan memamerkan asmara yang seolah tidak terbendung, seperti sudah tak berjumpa bertahun-tahun. Kangen kronis batinku. Aku memalingkan muka. Mungkin aku cemburu. Cemburu karena separuh duniaku ada di belahan bumi lain yang puluhan ribu mil jauhnya, yang berjarak dengan gelombang lautan, musim bahkan waktu. Waktu pun sinis dengan hubungan kami. Siang-Malam. Malam-Siang. Kami tak pernah sependapat akan itu.

Kulihat lagi dua sejoli itu, tertawa dan senyum malu-malu. Akh,..rasanya aku ingin berlari menjauh saja. Rindu ini penyakit yang nyaris membunuhku. Tapi tangan mungil ini membuatku membatu. Membuatku tak bisa beranjak karena es krimnya yang meleleh kemana-mana mengotori tangan dan bajunya. Aku sibuk membantu tangan mungil itu membersihkan diri, sosok kecil yang kemudian memasang cengiran dengan giginya yang penuh noda es krim yang belepotan sampai mulut. Sesaat rasa rinduku hilang. Mencair bagaikan es krim yang menetes pelan lalu kering karena angin. Sosok kecil ini membuatku terpaku, terharu. Mungkin cinta sejati bukanlah hanya tentang siapa yang ada di ujung bumi sana. Mungkin cinta sejati bukan hanya siapa yang bisa membuatmu rindu hingga kau iri dengan yang masih muda itu. Mungkin cinta sejati tidaklah tentang dia yang harus dinanti hingga berbulan-bulan, hingga bertahun-tahun. Cinta sejati mungkin saja dekat. Sedekat cengiran yang penuh es krim, sedekat gigi yang makin habis karena makanan manis, sedekat noda bubur, saus, krim, cokelat, dan bau bawang yang melekat mengambil alih bau wangi. Ya cinta sejati itu tersembunyi di wajah yang kadang tampak penuh cengiran, kadang rengekan, kadang tawa mengikik, kadang-kadang merengut. Wajah yang dengan percaya dirinya bilang ‘Aku sayang kamu, Bu!’ meski mulutnya penuh selai dan rambutnya berantakan.

Semilir, 1 Mei 2018

untuk teman yang sedang mengalami rindu berkepanjangan. Semoga kekasih hati selalu sehat di sana, dan  Lebaran tinggal menghitung hari ;)



 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

dongeng Si Gajah dan Si Badak

dongeng Si Gajah dan Si Badak April 14th, 2008 Suatu hari di sebuah hutan belantara tampaklah seekor gajah yang berbadan besar dengan belalai panjangnya sedang bercengkrama dengan seekor badak. Si Badak terpesona melihat dua gading gajah yang membuat Si Gajah makin terlihat gagah. Kemudian Si Badak bertanya " Jah…Gajah…kok kamu bisa punya sepasang cula yang hebat begitu bagaimana caranya tho?…kamu terlihat semakin gagah saja". Lantas dengan bangga Si Gajah pun bercerita tentang puasa tidak makan tidak minumnya selama 80 hari. Berkat puasa itulah Si Gajah bisa mendapatkan cula yang hebat seperti yang Badak lihat sekarang. Akhirnya karena Si Badak juga ingin tampil gagah, dia pun mulai menjalani puasa 80 harinya seperti yang Si Gajah lakukan. Seminggu kemudian…… "Ahhh…enteeeeeng…." Badak sesumbar. Dua minggu berikutnya…… Si BAdak mulai sedikit lemas, dia masih bertahan meski rasa lapar, rasa haus kian menghantuinya. Dia iri melih

Sebuah esai tentang kebudayaan bersifat simbolik

Di sebuah stasiun TV Swasta terlihat ada sebuah penayangan mengenai kehidupan sebuah suku yang masih kental dengan keprimitifannya. Sebut saja salah satu suku di Afrika. Tampak di sana sekelompok manusia berpakaian seadanya, sedang duduk mengelilingi api unggun. Kepala suku mereka sedang menceritakan kepada anggota kelompoknya yang lain, menceritakan mengenai sebuah batu yang tiba-tiba saja terlempar dari arah gunung berkapur hingga hampir membuatnya celaka, hingga detik itu juga dia, selaku kepala suku di sana menyatakan bahwa benda tersebut adalah ‘benda jahat atau benda setan’. Simbol tersebut dia gunakan sebagai bentuk kekhawatirannya terhadap anggota kelompoknya yang lain, sehingga mendorong agar anggota yang lain selalu waspada. Bentuk pengungkapan itu membudaya dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Hingga kemudian manusia menjadi lebih pandai dan cerdas hingga benda yang disebut-sebut sebagai benda jahat itu hanyalah sebuah bongkahan batu yang secara tidak sengaja terlempa

Langkahkan Kakimu dan Luaskan Pandanganmu

    Ada banyak kota di dunia ini yang bisa saja saya tulis dan saya rangkai untuk kemudian menjadi tokoh utama dalam tulisan ini. Sayangnya, ternyata urusan memilih kota impian itu tidak lah semudah seperti memilih baju mana yang hendak dipakai di dalam tumpukan baju yang belum disetrika. Njlimet saya tuh orangnya… :D Eropa, US, Canada, Oz, New Zealand, Egyptian, Southern Asia, hingga East Asia macam Seoul, Japan, negara dan kota yang nge-hits belakangan karena faktor serial drama-dramanya   juga tak membuat saya lantas menisbahkan mereka untuk menjadi salah satu kota yang ingin saya kunjungi. Ya seneng juga melihat beberapa teman sudah banyak yang berhasil menapaki diri ke sana, entah karena pekerjaan, karena sekolah, karena usaha kerasnya sedari dulu, karena memenangkan undian, atau yang karena dapat bonus dari usahanya mengejar poin, bahkan ada juga yang karena pasangannya horang tajir melintir, akhirnya kesempatannya untuk bisa bepergian keliling Indonesia bahkan ke lua