Langsung ke konten utama

Hening-Cipta

Hening-Cipta

Sebuah penciptaan muncul dari datangnya sebuah ilham. Sebuah petunjuk yang datang, bisa dari berbagai macam arah. Ketika kita sedang berdiam diri, berdiskusi dengan kebekuan dan mulut terkunci.

Matamu berkaca. Tampak sebuah air mata akan jatuh dan membuat wajahmu jadi sembab. Tapi tidak, kau masih bertahan dengan senyum teduhmu yang malahan membuat mataku lebam karena isak tak mau berhenti.

Hati manusia tidak pernah pasti. Kalaupun dibilang pasti hari ini, bukan tidak mungkin Ia akan bimbang di kemudian hari. Belajar dari Si Pasti. Dia tidak akan berganti. Meskipun banyak orang akan mencaci. Dia tetap teguh, percaya pada bisikan-bisikan halus yang mengetuk hatinya untuk tak berpaling.

Setiap hari,akan kusuguhkan kau metamor-metamor alphabet ke dalam loker kerjamu. Akan kutemani kau dalam hening, dalam diam, dalam bekunya api.

Kau berharga, Sayang. Tak pantas kau tersakiti dan pergi menyingkir.

Lihatlah, sudah berapa banyak jari-jari ini menari melakukan penciptaan untukmu. Aku tak jera. Meski mungkin kau akan menggelengkan kepala dan berkata ‘ada-ada saja’.

Seorang seniman manapun pasti miliki sumber inspirasinya sendiri. Yang menjadi miliknya, yang akan menjadi penopang rasa sakitnya, dan yang akan lengkapi rasa bahagianya.

Dan aku, memilihmu untuk menjadi inspirasiku. Menjadi model nyata dalam hidupku, tahukah kau? Perjalanan singkat nan panjang telah membuatmu mengental dan mengendap dalam setiap napak tilasku. Aku. Kamu. Dua kesatuan yang utuh. Akh, kalau pun kau mengelak, cukup aku yang mengiyakan. Satu untuk keseluruhan. Pras Pro Toto.

Tidak perlu kita memperdebatkan apa yang akan terjadi nanti. Toh, itu urusan Pasti. Tak bisa kita menghakimi. Tak ada yang berubah. Rasaku masih milikmu. Kepemilikan tanpa cap jempol dan materai. Kuanggap sah, khusus untuk kisah kita berdua.

Aku tidak bisa berhenti, dan tak mau berhenti.

Tatapan matamu pada uap-uap air es di hadapanmu membuat suasana menjadi dingin. Ingin rasanya aku meringkuk dalam pelukanmu dan tertidur di sana. Dalam kehangatan yang kau miliki. Membuatku mengerti bahwa Tuhan menciptakan semua makhlukNya untuk tidak berdiri sendiri. Bahkan ketika kita dicipta pun, kita tidak tercipta sendirian. Mungkin yang menjadi pertanyaan adalah persoalan ‘siapa?’

Aku tidak bisa dan tidak mau berhenti.

Aku memberi jeda, memberi sebuah ruang untuk kemudian kau isi dengan pernak-pernik kesukaanmu. Tapi bukan titik. Aku beri kau koma. Bukan tanda berhenti.

Kau bebas bermeditasi, kau bebas mencari banyak arti, kau bebas datang-pergi sesuka hati. Aku beri kau koma, Sayang. Bukan titik.

Aku di sini tidak mau berhenti. Tidak mencoba berhenti.

Ketika Hening sontak memenuhi diri, kita akan tertegun dibuatnya. Kita akan dibuat terpana dengan sensasi yang dibuatnya. Hening, sepanjang masa dia akan terdiam, sepanjang peraduan tidak membuat suara berisik, dia akan terkunci dan terkatup rapat. Dia akan setia bersama orang-orang yang bermeditasi khusuk, atau orang yang hanya sekedar mencari inspirasi. Hening, tidak mampu berdiri sendiri, tanpa komunikasi dalam hati dengan Sang Khalik.

Beberapa hari ke depan kita akan hening. Tahukah kau, Sayang? Hari ini saja aku masih tidak berhenti memikirkanmu. Dalam heningku, ada kau. Bahkan dalam dialogku denganNya, Sang.

Setiap hening menemukan penciptaannya masing-masing. Cerita kita mungkin baru saja dimulai, Sayang. Belum saatnya kau mengakhiri.

Dan ciptaan ini, adalah hasil lain dari hening. Mungkin karena itu dalam setiap hening cipta yang berkumandang mengiringi kepala-kepala tertunduk ada suara nyanyian terdengar. Hening tidak benar-benar menjadi hening, ada penciptaan-penciptaan yang mengikuti. Seperti hari ini. Dalam hening kuciptakan sebuah karya untukmu. Dengan ini bertambah lagi tabungan karyaku untukmu, Sayang.

Terlalu cepat mencintaimu katamu? Mungkin memang karena kau pantas untuk mendapatkan rasa itu, Sayang. Tapi apa itu cinta, Sayang? Bukankah kita berdua masih saling belajar untuk mengerti?

Aku menunggu, Sayang. Dan tidak mau berhenti.

Semilir, 27 Agustus 2010

Komentar

  1. *mantapz Sandra Shinta Dewi,aku suka ini..jangan berhenti ya..teruskan cinta sejati itu..

    BalasHapus
  2. woyow....bang anggit yang hoky.....terima kasih...akan ku-link blogmu mas di blogku. Hehehehhe
    jadi kapan kau akan cerita tentang kisahmu tadi malam?

    BalasHapus
  3. *segera akan aku beritakan de'..biarlah dunia tahu tentang aku .. tidak terlepas doa kesabaran itu dan juga etalase yang sederhana namun menyejukkan didalamnya :-)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

dongeng Si Gajah dan Si Badak

dongeng Si Gajah dan Si Badak April 14th, 2008 Suatu hari di sebuah hutan belantara tampaklah seekor gajah yang berbadan besar dengan belalai panjangnya sedang bercengkrama dengan seekor badak. Si Badak terpesona melihat dua gading gajah yang membuat Si Gajah makin terlihat gagah. Kemudian Si Badak bertanya " Jah…Gajah…kok kamu bisa punya sepasang cula yang hebat begitu bagaimana caranya tho?…kamu terlihat semakin gagah saja". Lantas dengan bangga Si Gajah pun bercerita tentang puasa tidak makan tidak minumnya selama 80 hari. Berkat puasa itulah Si Gajah bisa mendapatkan cula yang hebat seperti yang Badak lihat sekarang. Akhirnya karena Si Badak juga ingin tampil gagah, dia pun mulai menjalani puasa 80 harinya seperti yang Si Gajah lakukan. Seminggu kemudian…… "Ahhh…enteeeeeng…." Badak sesumbar. Dua minggu berikutnya…… Si BAdak mulai sedikit lemas, dia masih bertahan meski rasa lapar, rasa haus kian menghantuinya. Dia iri melih

Sebuah esai tentang kebudayaan bersifat simbolik

Di sebuah stasiun TV Swasta terlihat ada sebuah penayangan mengenai kehidupan sebuah suku yang masih kental dengan keprimitifannya. Sebut saja salah satu suku di Afrika. Tampak di sana sekelompok manusia berpakaian seadanya, sedang duduk mengelilingi api unggun. Kepala suku mereka sedang menceritakan kepada anggota kelompoknya yang lain, menceritakan mengenai sebuah batu yang tiba-tiba saja terlempar dari arah gunung berkapur hingga hampir membuatnya celaka, hingga detik itu juga dia, selaku kepala suku di sana menyatakan bahwa benda tersebut adalah ‘benda jahat atau benda setan’. Simbol tersebut dia gunakan sebagai bentuk kekhawatirannya terhadap anggota kelompoknya yang lain, sehingga mendorong agar anggota yang lain selalu waspada. Bentuk pengungkapan itu membudaya dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Hingga kemudian manusia menjadi lebih pandai dan cerdas hingga benda yang disebut-sebut sebagai benda jahat itu hanyalah sebuah bongkahan batu yang secara tidak sengaja terlempa

Langkahkan Kakimu dan Luaskan Pandanganmu

    Ada banyak kota di dunia ini yang bisa saja saya tulis dan saya rangkai untuk kemudian menjadi tokoh utama dalam tulisan ini. Sayangnya, ternyata urusan memilih kota impian itu tidak lah semudah seperti memilih baju mana yang hendak dipakai di dalam tumpukan baju yang belum disetrika. Njlimet saya tuh orangnya… :D Eropa, US, Canada, Oz, New Zealand, Egyptian, Southern Asia, hingga East Asia macam Seoul, Japan, negara dan kota yang nge-hits belakangan karena faktor serial drama-dramanya   juga tak membuat saya lantas menisbahkan mereka untuk menjadi salah satu kota yang ingin saya kunjungi. Ya seneng juga melihat beberapa teman sudah banyak yang berhasil menapaki diri ke sana, entah karena pekerjaan, karena sekolah, karena usaha kerasnya sedari dulu, karena memenangkan undian, atau yang karena dapat bonus dari usahanya mengejar poin, bahkan ada juga yang karena pasangannya horang tajir melintir, akhirnya kesempatannya untuk bisa bepergian keliling Indonesia bahkan ke lua