Langsung ke konten utama

RESTORASI BLOG SEMILIR


   
RESTORASI BLOG SEMILIR

Sudah sejak lama saya ingin sekali menulis blog. Oh iya, dulu saya memang pernah beberapa kali memiliki blog, gonta ganti tergantung Subyek blog saya saat itu, maklum yes, ABG labil, pergantian blog sejalan dengan pergantian teman dekat di kala itu. ;D miris-miris gimana gituuuu ya. Ganti kekasih ganti blog, deuh. Nah, berhubung saat ini saya butuh sebuah media untuk--anggap saja terapi ya IRT yang maha sibuk, saya mulai mengaktifkan kembali blog saya 5 tahun silam. Oh, yang ini aman, karena saat blog ini dibuat saya memang dekat dengan seseorang yang secara resmi saat ini sudah sah menjadi pasangan hidup saya. Akhirnya ya, siklus ganti blog berakhir jugak..T_T wkwkwkkwk..

Lamaaaa sekali blog ini tertidur, hibernasi. Terutama selepas saya menikah, saya hijrah ke sebuah tempat dimana sinyal susaaaaaaah sekali muncul, saat itu android juga belum terlalu sepopuler sekarang, saat itu yang sedang tren adalah Blackberry---yang buat saya cukup tidak terlalu menghibur karena tiap aplikasi harus mendonlot berbayar. Udah sinyal susyeeh, mau donlot ini itu bayar lagi…ck..ck..ck… Nah, singkatnya setelah saya menikah, lalu saya melahirkan si ganteng vadin dan hari-hari saya mulai diwarnai dengan kesibukan mengurus vadin. Bayangkan ya, saat itu saya masih ibu baru dengan ritme hidup yang tetiba harus jungkir balik, tinggal di daerah susah sinyal, rasanya pengen nangis gimana gitu. Ga ada hiburan. ;P  tapi itu duluuuu….

Sekarang…ya kisahnya sudah berbeda, saat ini apa yang sudah saya putuskan yakni menjadi Ibu Rumah Tangga yang sibuk---sibuk cuci, sibuk jemur, sibuk masak, sibuk momong, dan sibuk dodolan buku cerita dan juga gendogan ergo, adalah sebuah hal yang luar biasa. Saya bersyukur karena selama 5 tahun ini warna-warni yang hadir rasa-rasanya membuat diri ini menjadi lebih dewasa dan lebih bijak dalam menghadapi aneka rupa kehidupan di luar saya..

Yupez, dan akhirnya terbitlah Blog lama saya yang sedang berusaha saya rapikan dan saya poles. Ibarat Restorasi Meiji, Blog ini tentu membutuhkan banyak perubahan di sana-sini. Tentunya karena 5 tahun itu bukan waktu tidur yang sebentar, rupa-rupanya blog saya sedang mencoba beradaptasi dengan perubahan zaman. Perubahan kultur, perubahan tren, perubahan teknologi dan perubahan iklim. Termasuk penulisnya, hahahha. Baiklah, mari kita hadapi saja tantangan zaman yang selalu dinamis ini. Semoga blog ini mampu menjadi sebuah media yang ga hanya bisa nyinyirin tentang apa yang terjadi tapi bisa menjadi laksana semilir---yang membawa angin kesejukan bagi siapa pun yang membacanya.

Salam teduh dan damai. Semilir.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

dongeng Si Gajah dan Si Badak

dongeng Si Gajah dan Si Badak April 14th, 2008 Suatu hari di sebuah hutan belantara tampaklah seekor gajah yang berbadan besar dengan belalai panjangnya sedang bercengkrama dengan seekor badak. Si Badak terpesona melihat dua gading gajah yang membuat Si Gajah makin terlihat gagah. Kemudian Si Badak bertanya " Jah…Gajah…kok kamu bisa punya sepasang cula yang hebat begitu bagaimana caranya tho?…kamu terlihat semakin gagah saja". Lantas dengan bangga Si Gajah pun bercerita tentang puasa tidak makan tidak minumnya selama 80 hari. Berkat puasa itulah Si Gajah bisa mendapatkan cula yang hebat seperti yang Badak lihat sekarang. Akhirnya karena Si Badak juga ingin tampil gagah, dia pun mulai menjalani puasa 80 harinya seperti yang Si Gajah lakukan. Seminggu kemudian…… "Ahhh…enteeeeeng…." Badak sesumbar. Dua minggu berikutnya…… Si BAdak mulai sedikit lemas, dia masih bertahan meski rasa lapar, rasa haus kian menghantuinya. Dia iri melih...

Sebuah esai tentang kebudayaan bersifat simbolik

Di sebuah stasiun TV Swasta terlihat ada sebuah penayangan mengenai kehidupan sebuah suku yang masih kental dengan keprimitifannya. Sebut saja salah satu suku di Afrika. Tampak di sana sekelompok manusia berpakaian seadanya, sedang duduk mengelilingi api unggun. Kepala suku mereka sedang menceritakan kepada anggota kelompoknya yang lain, menceritakan mengenai sebuah batu yang tiba-tiba saja terlempar dari arah gunung berkapur hingga hampir membuatnya celaka, hingga detik itu juga dia, selaku kepala suku di sana menyatakan bahwa benda tersebut adalah ‘benda jahat atau benda setan’. Simbol tersebut dia gunakan sebagai bentuk kekhawatirannya terhadap anggota kelompoknya yang lain, sehingga mendorong agar anggota yang lain selalu waspada. Bentuk pengungkapan itu membudaya dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Hingga kemudian manusia menjadi lebih pandai dan cerdas hingga benda yang disebut-sebut sebagai benda jahat itu hanyalah sebuah bongkahan batu yang secara tidak sengaja terlempa...

SANGIRA

Sangira Sang, Hujan mau datang lagi. Sudikah kiranya dirimu antarku pulang? Sang, kukecilkan pakaian-pakaian longgarmu, ambillah, sudah kutaruh di almari. Aku mau pulang, Sang. Aku tidak bisa berlama-lama lagi di sini. Di tempat ini. Aku takut, Sang. Tempat ini sudah sangat berbeda, kita tidak bisa lagi main-main dengan Hujan seperti dulu. Masih ingatkah engkau pada bunyi kecipak-cipak air yang main lompat di kubangan lumpur, Sang? Aku rindu. Aku mau pulang, Sang…. Seperti memang sudah berjodoh, aku bertemu lagi dengan laki-laki berkemeja garis-garis biru yang kemarin aku temui di sebuah toko kue. Dia tengah kebingungan mencari sebuah kue ulang tahun yang katanya untuk seseorang yang spesial. Untuk pacarnya kurasa. Tapi siapapun perempuan itu sudah pasti dia beruntung sekali. Bagaimana tidak, laki-laki itu terlihat begitu sangat perhatian, peduli, dan rasa sayang yang diperlihatkan pada muka bingungnya ketika mencari kue ulang tahun yang pas untuk seseorang istimewanya itu membuatk...