KIDS TOILET TRAUMA
Siapa bilang anak-anak tidak memiliki rasa tertekan, stress dan trauma selayaknya orang dewasa yang beban hidupnya makin berat seiring semua harga naik dan tidak diimbangi dengan kenaikan uang belanja bulanan ( #eh itu saya bukan ya? *nyengir*) ? ternyata anak-anak pun memiliki beban tersendiri, ketakutan tersendiri, dan tekanan tersendiri yang beraneka ragam dari lingkungan di sekitarnya.
Tekanan atau stress itu beragam, dari menghadapi orang asing ( yang tidak pernah bertemu sebelumnya), dari disuruh salim ( sering kan ya kita minta anak kita salim dengan kerabat kita, tetangga, teman atau siapa saja yang kita jumpai, dan kadang anak ga mau tapi kita menganggapnya engga sopan), atau kita menekan anak dengan menyuruhnya untuk tidak mengompol setiap harinya, atau melepas dotnya setiap hari. Lama-lama anak bisa menjadi tertekan dan bentuk pelampiasannya macam-macam, ada yang dengan teriakan marah, menangis, ngamuk atau tiba-tiba menjadi anak yang pendiam. Apalagi kalo anak setiap hari dibentak-bentak. Kebayang kan gimana sakitnya hati si Anak.
Saya menulis berdasarkan apa yang saya alami Mom, siapa tau ada Mommy yang juga memiliki persoalan yang sama.
Saya ingin menceritakan pengalaman vadin tentang Traumanya terhadap toilet.
Ini terjadi ketika Vadin berusia 3 tahun lebih 1 bulan ( baru bulan Agustus tahun lalu). Vadin sudah ga pernah yang namanya bab di celana sejak dia umur 1,5 tahun. Selalu saya ajak dia ke toilet ketika dia berasa akan bab. Nah, saat itu Vadin tiba-tiba bab di celana di depan teve sambil tengkurep. ( sewaktu tevenya masih belum dionggrokin). Gimana ga kaget saya, tetiba Vadin yang udah bisa pup di toilet saat itu kok babnya di celana, di depan teve dan sambil tengkurep pula, kayak menikmati banget T_T. .saya heran kenapa vadin begitu?
Saya kemudian flashback, mencoba mengingat dan mencari tahu kenapa Vadin tiba-tiba berperilaku seperti itu. Karena sebelum sebelumnya sepertinya tidak ada masalah sama sekali dengan buang air besarnya. Lalu ingatan saya menemukan sesuatu. Hari minggu, terakhir hari sebelum dia berperilaku seperti sekarang, vadin mengalami susah buang air besar alias sembelit. Memang pada akhirnya vadin bisa mengeluarkan bab nya, tapi memang sedikit kesakitan. nah, dari situlah saya menyimpulkan, kemungkinan vadin bertingkah seperti itu karena dia takut BAB, dia takut sakit.
Mungkin ada si kecil lainnya yang mengalami seperti yang Vadin alami.
Tolong, jangan paksa si kecil apabila dia memang tidak mau dan merasa ketakutan. Karena memaksanya akan membuatnya makin trauma dan enggan untuk "duduk/jongkok manis" di toilet.
Saya mencoba mencari jalan gimana cara agar Vadin bisa mengatasi ketakutannya akan toilet. Memaksanya bukanlah ide yang baik, solusinya adalah memahami ketakutan yang dia alami dan membantu untuk melewatinya.
Akhirnya saya ada ide, saya coba ketika vadin sudah mulai memperlihatkan gelagat hendak buang air besar. Saya beri dia tablet mutivitamin, dan saya bilang ke Vadin. " Vadin, ini obat pereda sakit buat dimakan sebelum pup, jadi kalo udah makan ini, nanti pupnya ga sakit lagi, terus perutnya jadi terasa lega." Awalnya Vadin ragu, tapi mungkin karena tabletnya manis kayak permen dia makan juga, lalu setelahnya dia mencoba dengan masih takut-takut untuk duduk di toilet. Saya terus mendampinginya, mata Vadin sudah mulai berair dan berkaca-kaca, saya udah mulai ancang-ancang, siap-siap menggendongnya sewaktu-waktu.
tapi kemudian, ooh ternyata, cara saya memberikan hasil. (Di sini saya yakin sih vadin ga sembelit, soalnya makan vadin sejak kejadian ini jadi lebih terjaga, jadi harusnya memang ga sakit, cuma vadin masih trauma karena dulu pernah merasakan sakit ketika BAB)
Vadin lalu cengar cengir, dan bilang dengan lantang " Buuuk, beneran engga sakit, lega perutkuu!" (saya ikut jejingkrakkan, pasalnya saya ga perlu lagi cuca cuci celana penuh pup dan kasur tipis depan teve, tentu saja!)
Setelah Vadin kenal dengan tablet ajaib tadi, saya cemas kalo vadin bakal jadi kebiasaan sebelum pup harus makan tablet vitamin dulu, ternyata kecemasan saya hanyalah angin lalu, hanya selama tiga kali vadin menghisap tablet itu sebelum dia buang air besar, setelah itu dia jauh lebih berani ke toilet meski tanpa tablet hisapnya. Fiuuuh dan ibunya merasa benar-benar legaaaaa.
Setelah kejadian itu, saya mencoba membaca-baca artikel, dan ternyata ketakutan anak akan toilet memang ada. Pemicunya beraneka ragam rupaya. Awalnya saya pikir apa cuma Vadin aja yang mengalami, eh ternyata engga lhoo..
menurut Artikel yang saya baca (saya lupa sumbernya maafkaaan, tapi saya menemukannya di pinterest tentang children toilet trauma) ada beberapa jenis ketakutan/trauma anak akan toilet.
1. Takut tenggelam
2. Takut sakit waktu BAB
3. Takut dengan suara air ketika menyiram (biasanya yang toilet duduk, ada penyiram yang suaranya memang kayak macan ngaum--menurut Vadin sih ;P)
4. takut gelap, mungkin karena lampu toilet ga nyala
nah, yang ini saya tambahkan menurut pengalaman pribadi juga, ;
5. takut akan angin-angin atau ventilator yang biasanya ada di langit-langit kamar mandi yang fungsinya agar sirkulasi udara di kamar mandi bisa lancar, jadi mengurangi bau tidak sedap di toilet.
Jadi Mom, ada baiknya kenali dulu apa problem si Kecil sebelum melakukan sebuah tindakan. Jangan langsung melabeli anak dengan penakut dsb, atau kata-kata seperti misalnya “ kamu kok penakut begitu sih, cuman duduk aja lho” percayalah itu bukan membuat si kecil menjadi pemberani tapi malah lari.
Saya juga jadi belajar banyak ternyata anak itu seperti air. Dia akan berproses terbentuk seperti wadah yang menampungnya.
salam cinta,
Komentar
Posting Komentar