Langsung ke konten utama

Musim Demam


   
Hari ini keseharian saya bisa dibilang berjalan biasa saja, hanya ‘kemewahan’ nya mungkin terletak di-kecumlengan dan badan saya yang greges-greges. Mungkin flu akan datang menyerang, seperti yang sedang marak di sekolah anak saya, lebih tepatnya di kelas anak saya.

Seminggu ini banyak teman-teman anak saya yang tidak masuk sekolah. Hampir separuh kelas semua ijin karena sakit. Entah demam, batuk, pilek, kalau anaknya sudah bagas waras giliran bapak ibunya, jadilah seminggu ini kegiatan sekolah berjalan dengan jumlah murid seadanya. Sepi sekali penghuninya, 3 anak, 5 anak, 7 anak, 10 anak. Paling mentok ada di batas angka sepuluh. Padahal total semua murid apabila semua hadir berjumlah 27 anak. Tapi itu juga jarang hadir semua sih, maksimal 17-20 anak. Menurut saya, semua akan hadir dan kemriuk saat penerimaan hasil belajar saban akhir semester atau akhir tahun ajaran hehehehe … :D

Nah, kebayangkan kalo hanya 5-10 anak yang hadir, betapa kelas menjadi sangat private. Hahahha. Tapi ngomong-ngomong soal sakit, sepertinya demam sedang menjadi trending topic saat ini. Karena rupanya, tidak hanya terjadi di sekolah anak saya, namun juga terjadi di beberapa sekolah teman bermain vadin di kota kami tinggal.  Jadi bukan hanya warga Paud Bantul thok, Klaten pun hampir semua anak-anak setingkat Kelompok Bermain atau TK sedang banyak yang terserang demam, batuk dan pilek. Kemarin, saya baru saja menjenguk anak kawan saya, yang juga sahabat main anak saya di sebuah rumah sakit. Demam menjadi alasan kenapa akhirnya anak teman saya itu membawa anaknya ke rumah sakit. Dan perlu untuk diketahui, (bahasanya, -uhuk formil ngeed) anak saya juga terserang demam tinggi selama 2 hari ( 39 derajat), Hati orangtua mana yang engga trenyuh, yang engga ikutan panik di kala melihat buah hatinya yang sangat aktif tiba-tiba cuman ngasur, dan tidak melakukan aktivitas apapun selain rebahan di atas tempat tidur, dengan badan panas, dan tidak mau makan. Bahkan lupa cara bercanda. Saya langsung stress itu. Entek atine kalo orang Jawa bilang. Nah, ini terjadi juga pada anak teman saya itu, tapi karena tingkat demam dan kondisinya lebih membuat was-was daripada yang terjadi pada anak saya, ( demam 40 derajat selama dua malam dan tidak turun-turun, lalu mulai diare pada hari keempat, tidak mau makan, sedikit minum) anak teman saya itu langsung dirujuk ke rumah sakit. Dan rupa-rupanya ketika saya membesuk, teman saya bercerita, kalau di sekolahan anaknya itu pun hampir separuh anak di kelasnya juga tidak masuk karena sakit. Nah kan? Demam lagi menjadi tren..T_T
 
 

Saya teringat pada obrolan parent meeting tiap 2 bulan sekali di kelas anak saya, saat itu topik obrolannya mengenai kesehatan anak.  Isu yang sempat dibahas saat itu adalah mengenai, diare, batuk, alergi dan amandel. Kebetulan sekali ada salah seorang teman kelas anak saya yang berprofesi sebagai dokter, jadilah beliau didapuk menjadi narasumber pertemuan kami saat itu.

Nah, kata Beliau demam itu merupakan reaksi dari tubuh untuk melawan suatu virus atau bakteri yang tengah menyerang tubuh. Jadi, apabila memang demam di atas normal ( ukuran normal: 36-37,5 derajat) bisa diberi obat penurun panas, terutama untuk anak-anak, apalagi kalau demamnya sudah mencapai 39-40, karena kemungkinan anak bisa step a.ka kejang-kejang apabila tubuh tidak mampu menerima panas yang tinggi. Demam, biasanya terjadi karena ada “ sesuatu” di tubuh yang sedang dilawan. Entah itu infeksi, virus atau bakteri. Jadi memang kalau sudah muncul demam kita yang punya anak perlu waspada juga, dan segera mencari tahu apa penyebabnya. Apabila si kecil demam, sebaiknya memang jangan langsung panik ( teorinya sih ya, tapi saya adalah ibu panik-an, jadi heboh sendiri memang kalo anak sudah demam, bawa kompres, thermometer, marutin bawang merah campur minyak goreng lalu dibalur ke badan anak, wez heboh gitu macam sirkus, lol),

Sudah curhatnya yes, lanjut lagi..

Demam bisa diobservasi sendiri lho Bu-Ibu, dilihat saja selama jangka waktu 1-3 hari. Apabila demam sudah mulai menurun dalam jangka waktu tersebut berarti sudah baik. Tapi perlu waspada juga dengan demam yang disebabkan karena demam berdarah, karena turunnya demam bisa menjadi saat-saat kritis. Untuk itu apabila selama 3 hari suhu tubuh selalu tinggi ( di atas 37,5 derajat) langsung saja bawa si kecil ke laboratorium untuk cek darah. Setelah hasil lab membuat kita dag-dig dug cemas, langsung bawa ke dokter untuk diperiksa kembali dengan membawa hasil lab tadi. Biasanya demam berdarah juga timbul bintik-bintik merah pada lengan yang tidak hilang apabila kita sudah menekan permukaan kulit atau menariknya. Namun, apabila di hari kedua demam sudah berangsur turun ( suhu sudah normal) maka tidak perlu terlalu khawatir. Biasanya di hari-hari itu akan mulai muncul si penyakit langganan anak, yakni Si Batuk Pilek, pun kalaupun tidak, bisa jadi karena anak sedang dalam kondisi kecapekan, kurang istirahat, dan cuaca juga mendukung untuk membuat daya tahan tubuh drop, jadilah si anak demam. Seperti seminggu ini, udara begitu sangat panas luar biasa.
 Untuk itu selalu sediakan thermometer di rumah, catat! (karena sering orang tua hanya menggunakan teknik perabaan kening yang kurang akurat, suhu anak 37 derajat juga sudah panas badannya, tapi tidak cukup perlu untuk diminumkan obat penurun panas, jadi, selalu bertemanlah dengan thermometer wahai ibuk-ibuk sedunia, number tells the truth :D ( kecuali kalo termometernya habis baterai dan rusak)… ngoook…

Nah, setelah mengobservasi suhu badan anak, lanjut ke mengecek perilaku anak. Apakah susah makan, susah minum? Apakah ada diare? Apakah anak masih tetap heboh lari ke sana- kemari dan tetap aktif? Atau apakah anak hanya terdiam, lesu ? Selama anak masih aktif meskipun demam, dan masih mau makan dan minum artinya kondisinya tidak mengkhawatirkan.

Begitu sedikit ulasan tentang demam. Dari situ saya bisa ambil kesimpulan, bahwa thermometer dan obat penurun panas itu wajib dimiliki di rumah.  Selain itu ada satu resep lagi untuk menambah daya tubuh anak ketika demam, mengkonsumsi air putih lebih banyak, buah-buahan dan sayur. Itu adalah kunci. Anak tidak terlalu suka buah, bisa dengan jus jambu yang segar, karena jambu memliki kandungan vitamin C yang luar biasa banyak. Oh iya, apabila mengompres, kompreslah dengan air hangat, hindari mengompres dengan air dingin, karena bias membuat badan menggigil.  

Nah, kalau ibunya demam, apakah berlaku juga?

Nah, kalau ibu demam? Istirahat adalah kunci. Hehehehhe. Sekian. :)

Semoga lekas membaik ya semua yang sedang sakit. Dan bergembira lagi setelahnya.
Sakit segera pergilah, jangan datang lagi ya!

 
Salam,

semilir

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

dongeng Si Gajah dan Si Badak

dongeng Si Gajah dan Si Badak April 14th, 2008 Suatu hari di sebuah hutan belantara tampaklah seekor gajah yang berbadan besar dengan belalai panjangnya sedang bercengkrama dengan seekor badak. Si Badak terpesona melihat dua gading gajah yang membuat Si Gajah makin terlihat gagah. Kemudian Si Badak bertanya " Jah…Gajah…kok kamu bisa punya sepasang cula yang hebat begitu bagaimana caranya tho?…kamu terlihat semakin gagah saja". Lantas dengan bangga Si Gajah pun bercerita tentang puasa tidak makan tidak minumnya selama 80 hari. Berkat puasa itulah Si Gajah bisa mendapatkan cula yang hebat seperti yang Badak lihat sekarang. Akhirnya karena Si Badak juga ingin tampil gagah, dia pun mulai menjalani puasa 80 harinya seperti yang Si Gajah lakukan. Seminggu kemudian…… "Ahhh…enteeeeeng…." Badak sesumbar. Dua minggu berikutnya…… Si BAdak mulai sedikit lemas, dia masih bertahan meski rasa lapar, rasa haus kian menghantuinya. Dia iri melih

Sebuah esai tentang kebudayaan bersifat simbolik

Di sebuah stasiun TV Swasta terlihat ada sebuah penayangan mengenai kehidupan sebuah suku yang masih kental dengan keprimitifannya. Sebut saja salah satu suku di Afrika. Tampak di sana sekelompok manusia berpakaian seadanya, sedang duduk mengelilingi api unggun. Kepala suku mereka sedang menceritakan kepada anggota kelompoknya yang lain, menceritakan mengenai sebuah batu yang tiba-tiba saja terlempar dari arah gunung berkapur hingga hampir membuatnya celaka, hingga detik itu juga dia, selaku kepala suku di sana menyatakan bahwa benda tersebut adalah ‘benda jahat atau benda setan’. Simbol tersebut dia gunakan sebagai bentuk kekhawatirannya terhadap anggota kelompoknya yang lain, sehingga mendorong agar anggota yang lain selalu waspada. Bentuk pengungkapan itu membudaya dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Hingga kemudian manusia menjadi lebih pandai dan cerdas hingga benda yang disebut-sebut sebagai benda jahat itu hanyalah sebuah bongkahan batu yang secara tidak sengaja terlempa

Langkahkan Kakimu dan Luaskan Pandanganmu

    Ada banyak kota di dunia ini yang bisa saja saya tulis dan saya rangkai untuk kemudian menjadi tokoh utama dalam tulisan ini. Sayangnya, ternyata urusan memilih kota impian itu tidak lah semudah seperti memilih baju mana yang hendak dipakai di dalam tumpukan baju yang belum disetrika. Njlimet saya tuh orangnya… :D Eropa, US, Canada, Oz, New Zealand, Egyptian, Southern Asia, hingga East Asia macam Seoul, Japan, negara dan kota yang nge-hits belakangan karena faktor serial drama-dramanya   juga tak membuat saya lantas menisbahkan mereka untuk menjadi salah satu kota yang ingin saya kunjungi. Ya seneng juga melihat beberapa teman sudah banyak yang berhasil menapaki diri ke sana, entah karena pekerjaan, karena sekolah, karena usaha kerasnya sedari dulu, karena memenangkan undian, atau yang karena dapat bonus dari usahanya mengejar poin, bahkan ada juga yang karena pasangannya horang tajir melintir, akhirnya kesempatannya untuk bisa bepergian keliling Indonesia bahkan ke lua