Langsung ke konten utama

Membaca Karya Dee--Supernova : AKAR


   

 
 
Membaca Karya Dee, saya baru saja berhasil menyelesaikan buku dewi Lestari supernova berjudul Akar di awal tahun ini ( ini sebuah hal yang sangat membanggakan lho—paling tidak menurut saya, you know, IRT dengan kesibukan tingkat tinggi, bisa mandi tanpa gedoran pintu dari anak dan teriakannya “sudah belum bu? Ayo temenin  aku maen” itu saja sudah Alhamdullilah…T_T

Saya mengenal karya Dee sejak duduk di bangku SMP, waktu itu Supernova sudah mem-booming dengan judul Ksatria, Putri dan Bintang Jatuh. Tapi waktu itu saya benar-benar tidak mampu menjangkau arah tulisan dan gaya tulisan Dee, mungkin karena saat itu saya masih ABG labil, jadi cerita-cerita berat dengan bahasa yang melangit tidak bisa dijangkau oleh akal saya. ( bilang aja masih cethek mikirnya..-LOL) Jadi saya hanya sebatas membaca—bukunya pun juga hanya pinjam ke salah seorang senior saya. Sampai di bagian tengah buku, saya lalu menutupnya, menguap, lalu saya tinggal tidur. Saya tidak mengerti. Saya tidak merasa tertarik. Kemudian, supernova saya tinggalkan, dan saya kembali merenungi nasib lanjutan novel Harry Potter, The Lord of the Rings. Hingga kemudian saya menemukan buku karya Dee yang lain, yakni Filosofi Kopi. Di situ saya mulai jatuh cinta pada Dewi lestari, lalu saya mulai mengikuti buku-bukunya. Tapi tetap saja Supernova masih belum menjadi bahan bacaan favorit saya, dan item must have di rak saya. Filosofi Kopi saya temukan mungkin ketika saya sudah kuliah saat itu. Saat saya sedang gandrung menulis, dan berlagak nyastra.  Lalu saya pun mulai memburu buku-buku karya Dee yang lain setelahnya.

Beberapa belas tahun kemudian, di saat saya sudah beranak satu dan menyandang status ibu, saya baru menyentuh supernova. Kebetulan karena 2-3 tahun lalu seri terakhir supernova hadir, yang berjudul Intelegensi Embun Pagi, kemudian keluarlah boxset dramatis Supernova, saya tak ragu lagi memboyongnya. Akh, tentu saja cukup mengeluarkan air mata saya ketika membelinya, hahahha. Tapi saat itu saya baru dapat diskon ulang tahun sebesar 25%, jadilah saya tak ragu lagi menggesek ATM saya. Ijin dari suami? Nope. Sepanjang soal buku, saya jarang sekali ask his permission buat beli buku ini,itu dsb. Karena ya, again, saya pakai tabungan saya sendiri dari hasil peluh berjualan buku..( nikmat mana lagi yang perlu saya dustakan, saya anggap beli boxset ini bukan kekhilafan, tapi kado buat saya sendiri, reward buat saya sendiri). Tapi dasar emak sok rempong, saya baru sempat baca pun beberapa bulan setelahnya. Dan saya membaca secara acak. Horeee…!! Hahahha prestasi lagi. Saya anggap, saya ngerti buku pertama karena filmnya sudah ditayangkan dan diputar. Meski I know, isi buku kadang jauh lebih menarik daripada yang sudah tayangkan itu. Mungkin besok, saya akan baca buku kesatunya terakhir saja, begitu saya rampung kelima seri lainnya.

Buku pertama yang saya adalah berjudul Petir. Buku ketiga dari seri ini. Kemudian, yang baru saja saya selesaikan kemarin adalah buku keduanya yang berjudul : Akar.

Makin kesini saya menganggap otak saya sudah sampai dan tanggap terhadap pemikiran-pemikiran Dee dalam karya supernovanya. Bahasa spiritualitas yang kental, dan bahasa yang berbobot tapi tetap renyah selalu menyertai pada setiap tulisannya.

Akar adalah buku kedua, yang garis besarnya berkiblat pada seorang tokoh bernama Bodhi yang tengah mencari kesejatian hidup. Berlatar belakang seorang anak yang dibuang dan ditemukan oleh seorang biksu di sebuah Vihara yang bernama biksu Liong. Dalam ceritanya, saya mengisyaratkan bahwa Bodhi ini adalah reinkarnasi dari seseorang yang ilmunya tinggi-hanya saja dia sendiri tidak menyadarinya---bahkan guru Liong saja sampai demikian menghormati. Ada tugas yang Bodhi harus selesaikan untuk mencapai kesejatian hidup. Nah, dalam buku ini Bodhi melakukan pencarian tentang apa sesusngguhnya tugas yang harus dia selesaikan. Sampai dia akhirnya bertemu dengan Kell-seniman tattoo yang misterius, dan juga Star –perempuan yang membuat Bodhi berhasil membuat Tatto ke-617 nya Kell dan juga menjadikan Bodhi seorang seniman tato yang terkenal akan karyanya. Kell adalah penabur, dan Bodhi adalah Akar. HIngga akhirnya Kell meninggal ketika tattoo ke-618 nya berhasil dibuat oleh Bodhi---yang sebelumnya Kell sudah menyadari itu, dan menunggu saat itu tiba. Tatoo ke-618 . Kemudian dia sudah selesai tugasnya. Begitulah kisah ini diceritakan.  Dalam cerita ini ada beberapa kota di Asia Tenggara yang menjadi settingnya , Indonesia, Thailand, Kamboja, dan Laos. Ada banyak kisah yang sarat dengan pengetahuan yang tinggi, dan juga kedalaman spiritualisme dalam setiap kisah yang mengalir. Dewi Lestari, aku sungguh padamu. Bagi saya pribadi kisah-kisah Akar dan juga yang ketiga: Petir, tidak jauh dengan unsur kerohanian.

 

Perjalanan hidup ini sebetulnya adalah pencarian. Pencarian kesejatian hidup. Saya sendiri percaya akan adanya reinkarnasi. Perulangan hidup karena ada tugas yang belum berhasil terselesaikan, karena ada samsara, hingga semua itu tuntas, kita masih akan terus bergentayangan di dunia ini mungkin dalam beragam wujud. Manusia, Hewan, tumbuhan tergantung jenis tugas apa yang belum berhasil terselesaikan tergantung sikap dan taburan benih yang kita tanam selama di dunia.  Berkali-kali hidup-mati-hidup kadang saya berpikir sungguh melelahkan. Apalagi kalau kita tidak juga naik kelas, hanya tertahan di lingkaran samsara yang itu-itu saja. Kapan kita akan menyatu dengan Semesta dalam keabadian? Yang paling sulit adalah menumbuhkan kesadaran tentang PR apa sebetulnya yang harus kita selesaikan? Mengapa kita dilahirkan (kembali) di dunia? Begitulah, seringnya kita terlalu sibuk dengan urusan yang sama di dunia ini. Dengan rutinitas dan kejenuhan yang sama. Menurut saya pribadi, semakin zaman berkembang pesat, tantangannya semakin besar. Kembali menjadi nol. Saya kadang frustasi juga dengan diri saya sendiri karena sering kehabisan waktu dan energi di dapur dan rumah, ingin meningkatkan kesadaran, but how? Tapi sungguh, tulisan Dee membuat saya ingin kembali bergerak. Paling tidak saya mulai dulu dengan apa yang paling saya suka dan bisa. Berbelanja buku dan menulis. Kini tambah satu berjualan buku, karena sungguh kadang saya juga judeg dengan salah satu bagian diri saya yang rupanya masih butuh pemasukan untuk kantong-kantong kering dompet saya..(T_T)

Sekian, semoga di buku keempat supernova yang berjudul Partikel, akan ada lebih banyak kejutan. Saya baru saja baca tiga lembar, dan sudah ada nama Brad fucking Pitt di dalamnya. Hahhaha..see you!

Semilir, 27 Jan 2018

Komentar

Postingan populer dari blog ini

dongeng Si Gajah dan Si Badak

dongeng Si Gajah dan Si Badak April 14th, 2008 Suatu hari di sebuah hutan belantara tampaklah seekor gajah yang berbadan besar dengan belalai panjangnya sedang bercengkrama dengan seekor badak. Si Badak terpesona melihat dua gading gajah yang membuat Si Gajah makin terlihat gagah. Kemudian Si Badak bertanya " Jah…Gajah…kok kamu bisa punya sepasang cula yang hebat begitu bagaimana caranya tho?…kamu terlihat semakin gagah saja". Lantas dengan bangga Si Gajah pun bercerita tentang puasa tidak makan tidak minumnya selama 80 hari. Berkat puasa itulah Si Gajah bisa mendapatkan cula yang hebat seperti yang Badak lihat sekarang. Akhirnya karena Si Badak juga ingin tampil gagah, dia pun mulai menjalani puasa 80 harinya seperti yang Si Gajah lakukan. Seminggu kemudian…… "Ahhh…enteeeeeng…." Badak sesumbar. Dua minggu berikutnya…… Si BAdak mulai sedikit lemas, dia masih bertahan meski rasa lapar, rasa haus kian menghantuinya. Dia iri melih

Sebuah esai tentang kebudayaan bersifat simbolik

Di sebuah stasiun TV Swasta terlihat ada sebuah penayangan mengenai kehidupan sebuah suku yang masih kental dengan keprimitifannya. Sebut saja salah satu suku di Afrika. Tampak di sana sekelompok manusia berpakaian seadanya, sedang duduk mengelilingi api unggun. Kepala suku mereka sedang menceritakan kepada anggota kelompoknya yang lain, menceritakan mengenai sebuah batu yang tiba-tiba saja terlempar dari arah gunung berkapur hingga hampir membuatnya celaka, hingga detik itu juga dia, selaku kepala suku di sana menyatakan bahwa benda tersebut adalah ‘benda jahat atau benda setan’. Simbol tersebut dia gunakan sebagai bentuk kekhawatirannya terhadap anggota kelompoknya yang lain, sehingga mendorong agar anggota yang lain selalu waspada. Bentuk pengungkapan itu membudaya dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Hingga kemudian manusia menjadi lebih pandai dan cerdas hingga benda yang disebut-sebut sebagai benda jahat itu hanyalah sebuah bongkahan batu yang secara tidak sengaja terlempa

Langkahkan Kakimu dan Luaskan Pandanganmu

    Ada banyak kota di dunia ini yang bisa saja saya tulis dan saya rangkai untuk kemudian menjadi tokoh utama dalam tulisan ini. Sayangnya, ternyata urusan memilih kota impian itu tidak lah semudah seperti memilih baju mana yang hendak dipakai di dalam tumpukan baju yang belum disetrika. Njlimet saya tuh orangnya… :D Eropa, US, Canada, Oz, New Zealand, Egyptian, Southern Asia, hingga East Asia macam Seoul, Japan, negara dan kota yang nge-hits belakangan karena faktor serial drama-dramanya   juga tak membuat saya lantas menisbahkan mereka untuk menjadi salah satu kota yang ingin saya kunjungi. Ya seneng juga melihat beberapa teman sudah banyak yang berhasil menapaki diri ke sana, entah karena pekerjaan, karena sekolah, karena usaha kerasnya sedari dulu, karena memenangkan undian, atau yang karena dapat bonus dari usahanya mengejar poin, bahkan ada juga yang karena pasangannya horang tajir melintir, akhirnya kesempatannya untuk bisa bepergian keliling Indonesia bahkan ke lua