Saya
cukup merasa kurang nyaman kali ini ketika diminta untuk menyampaikan tentang
diri sendiri. Sejauh ini saya hampir
tidak pernah membuat uraian panjang mengenai diri saya. Saya membiarkan orang
mengenal melalui apa yang saya sampaikan, melalui obrolan langsung dan tak
langsung. Selebihnya saya amat jarang mampu membuat uraian singkat mengenai
diri saya sendiri, bukan karena tidak mampu, tapi saya tidak nyaman bercerita
mengenai diri sendiri. Saya itu paling engga bisa narsis. Jarang sekali saya
itu berswafoto secara sadar melakukannya dengan tujuan untuk di share ke media social.
Jarang bukan berarti engga pernah ya, pernah, tapi itu bisa dihitung pakai
jari, paling hanya akan ada 1-3 buah foto pribadi saya yang nongol di luaran.
Saya amat jarang berfoto sendiri. Penakut ya! Haha.
Introvert.
Saya lebih suka menyendiri, mengungkapkan hal-hal mengenai diri sendiri hanya
pada orang-orang dekat. Ya pada prakteknya ketika menjadi emak itu artinya
segala ke-introvert-an saya harus saya buang sejenak ketika saya momong, dan
mengenalkan lingkungan sosial kepada anak saya. Oh iya, belakangan saya baru
menyadari bahwa ternyata kegiatan saya berjualan buku secara online membuat
saya menjadi bisa berinteraksi dengan lebih banyak orang, terutama dengan sesama
teman lama yang juga sudah jadi emak. Banyak teman-teman semasa sekolah dulu
yang kini telah berkeluarga dan memiliki buah hati menjadi pelanggan setia saya
dalam mencari buku-buku anak. Ada yang terpisah oleh banyak jarak, karena dia
tinggal dimana, saya dimana. Ada juga yang ternyata oh ternyata tinggal tak
jauh dari tempat saya tinggal. Jadi ketika ada pesanan buku masuk, ketika itu
masih satu area dengan tempat saya tinggal, saya biasanya akan mengantarkannnya
langsung, sembari mengantarkan, juga sekaligus saling menanyakan kabar.
Berangkat dari situlah saya merasa kehidupan menjadi seorang ibu ini menjadi
lebih mengasyikkan, karena saya jadi bisa berinteraksi dengan orang lain.
Bahkan tidak menutup kemungkinan juga, jadi bertemu dengan orang-orang baru.
Saya ngga bisa membayangkan, kalo dulu saya engga berjualan online, mungkin
saya hanya akan berkutat saja di rumah, ketemu sama tembok rumah saben harinya,
Lol! Saya sendiri kurang begitu suka dolan, keluyuran tanpa ada alasan yang
jelas. Makanya, saya sangat mensyukuri ketika saya punya kesibukan lainnya
yakni berburu buku, kemudian menjualnya kembali kepada para sahabat saya, para
emak, yang haus ingin membelikan anaknya buku-buku anak bagus tapi dengan harga
yang terjangkau, itu sudah bikin saya hepi.
Kok
bisa sih kecemplung di buku anak? Gimana ceritanya?
Nah
saya lebih suka bercerita di bagian ini. Di bagian apa yang saya sedang geluti.
Awalnya, karena saya suka sekali baca dan punya kebiasaan doyan belanja buku saban
awal bulan. Iyaaaaa..dulu saya masih terima gaji saban bulan dari pak bos, saya
selalu mampir ke toko buku, untuk mencari buku-buku favorit saya. Sebetulnya
kecintaan baca ini sudah terjadi ketika zaman saya masih TK, bapak saya suka
sekali membeli buku Intisari setiap bulan, dari situ saya ikut baca isi buku
itu. Lama-lama Bapak membelikan saya majalah Bobo setiap hari Kamis. Lama-lama
ketika saya kerja ya kebiasaan itu saya bawa, selalu ada buku baru yang saya
beli dan saya baca sehabis saya gajian…Horaaaaay!! Jadi ketika ditanya saya
boros banget buat belanja buku, iyaaa banget. Saya bisa baik-baik saja dengan
baju yang mungkin kesannya itu-itu saja, tapi engga bisa kalo sama buku. ;P
Sayangnya
hobi belanja buku ini harus saya akhiri ketika saya memutuskan untuk berhenti
bekerja dan memilih untuk di rumah saja setelah saya melahirkan Vadin. Nah,
jadinya saya merasa berat, bahkan Dilan aja engga akan mampu menanggung berat
kerinduan saya untuk mampir di toko buku. Haha. Akhirnya dengan uang sisa
belanja dari suami, saya pergi ke pameran buku untuk mencari buku-buku murah.
Nah, bedanya, kali itu saya tidak lagi mencari buku untuk saya sendiri,
melainkan untuk bacaan Vadin. Buku anak itu mahal-mahal wahai, pemirsah !
Apakah ada yang merasakan hal serupa?
Jadi
beruntung banget ketika pas pameran bisa menemukan buku anak lucu, bagus,sesuai
kebutuhan Vadin saat itu dengan harga terjangkau pula. Dari sana saya kemudian
terpikirkan untuk menawarkan kepada teman-teman grup sekolah saya. Barangkali, mbok menawa ada yang mau nitip.Dan murni saat itu saya engga mikir untuk
menjadikan ini menjadi tambahan penghasilan ya, murni ngasih info saja,
barangkali ada yang mau nitip, mumpung harganya murah dan bukunya bagus-bagus. Eh
lhaa ndilalah, kok ya yang nitip jebul lumayan. Dari situlah awal mulanya
kemudian saya bilang ke teman-teman, misal pencarian buku berikutnya harganya
saya bedain dikit dengan harga yang saya beli pada keberatan ato engga.
Ternyata oh ternyata, teman-teman menyambutnya dengan senang.
Lalu
saya buat grup khusus untuk berjualan buku-buku anak. Saya pikir awalnya,
lumayanlah keuntungannya bisa untuk membelikan vadin dan saya 1-2 buku baru
setiap saya hadir ke pameran-pameran buku. Sejak itu pertemanan saya pun
meluas. Saya jadi kenal bos-bos besar di penerbitan, PIC di bagian program
pameran buku, bos-bos gudang penerbitan, jadi bisa bertemu dan kenal dengan
pedagang-pedagang besar. Pernah juga saya berburu buku dari Jakarta hingga
Surabaya. Gimana dengan anak saya? Ya selama berburu buku saya ajakin..;D
Dari
situlah awal karier perbukuan saya dimulai. Jadi jangan heran, ketika pameran
buku anak tiba, buku-buku anak yang bagus sudah pada menghilang, atau hampir
tidak ada yang bagus. Para pedagang besar sudah pasti sudah menyimpannya duluan
sebelum pameran resmi digelar. Apakah saya termasuk pedagang besar? Oh tidak,
saya hanya kenal saja dengan beberapa dari mereka, jadi cukup kecipratan dikit
info dan buku dari mereka saja saya sudah senang. Saya bermain di areal ini
saja sudah hepi kok, tiap kali hunting buku, dapat buku-buku bagus dan bisa
saya jual dengan harga terjangkau, para emak hepi, anak-anak mereka pun juga,
saya juga, apalagi saya memang cenderung lebih suka kalo tiap habis belanja
buku, saya share ke grup dan habis. Setelah itu belanja lagi. Muternya cepet
aja! Hihihihi…asal semua hepi ya Mak, dan apa yang saya lakukan ini
mudah-mudahan bisa menjadi berkah dan bermanfaat tidak hanya untuk saya sendiri
tapi juga anak-anak lain yang ingin memiliki buku bacaan bagus tanpa bikin
dompet para emaknya garing. ;D
Dan
sekarang ini sudah mulai makin banyaaaak pameran buku hadiiiiiir di banyak
tempat. Mulai buku lokal, buku impor, semua bertebaran. Saya sebagai penjual
buku kadang ikut sentrap sentrup juga, pun saat ini makin banyak bermunculan
penjual-penjual buku baru. Para jastiper pun sudah bisa jadi profesi baru
ketika pameran muncul dimana-mana. Saya baru sekali jadi jastiper, karena
selama ini lebih seringnya ya ambil barang, nanti upload, yang cocok ya monggo
dibeli, engga ya gapapa, mungkin ketemu jodohnya nanti. Jadi jastiper itu kalo
bukunya harganya selangit dan saya mau kulakan kok rada jadi beban, ya kalo
laku, kalo engga, mandek kan ya..terutama buku-buku impor ya. Saya mending jadi
jastiper aja kalo ada pameran buku impor. ;3
Oh
iya, bulan Agustus akan ada BBW di yogya. BBW atau Big Bad Wolf sendiri adalah
pameran buku impor terbesar di Asia tenggara sejauh ini. Jadi, saya makin excited ketika akhirnya hadeeeer juga di Yogya,
agaknya saya musti siapkan hati dan dompet yang jembar untuk perhelatan pertama
kalinya ini di Yogyakarta. Jadi jastiper? Iyalah pasti….mosok kesempatan ini dilewatin begitu saja sama saya…hahhaha..tapi
jastipnya selow yak, saya engga bisa brangasan. Ga kejar target atau poin
gitu-gitu. Slow aja tapi lancar hehehe….biar ga tambah ribet dan pusing.
Seninya itu di berburu bukunya kok, kalo hunting buku itu sudah menjadi
panggilan jiwa, ga akan ikut tenggelam dalam persaingan yang kejam di dunia
perbukuan. Oh apakah kejam? Hahahha..ya begitulah. Ada yang menganggap seni
berjualan buku adalah bagian dari mengejar keuntungan semata. Yo memang gede
sih pangsa pasarnya. Jadi ya ga salah juga, kan bebas. Apa-apa mah sekarang
dijual. Zaman kapitalis soalnya. Ga heran juga kalau tetiba Indonesia bukan
lagi menjadi milik kita secara kedaulatan. Eh, malah ngomongin negara! Aku ki sopo jeh! Wez, ada yang lebih penting
yang harus saya lakukan saat ini. Yup! Setrikaan saya yang sudah menggunung,
tanda harus segera diselesaikan agar esok hari saya tidak terancam kemrungsung.
Salam
damai,
semilir
Komentar
Posting Komentar