Baru-baru
ini saya merasa sedang berada pada sebuah titik dimana saya maju selangkah dua
langkah ke depan dalam menyalurkan ke-mandeg-an
saya dalam menulis. Beberapa kelas kepenulisan sedang saya ikuti saat ini, dan
tentunya bulan-bulan ini akan menjadi bulan terpadat dalam sepanjang perjalanan
saya menjadi ibu rumah tangga yang sejujurnya saya itu jarang sekali bisa
menganggur, pekerjaan rumah dan pekerjaan menjadi pelapak buku sebetulnya sudah
cukup membuat hari-hari saya mawut
dan pontang-panting ( dan ini bukan keluhan sih, ini lebih kepada betapa saya
mensyukuri kehidupan saya yang variatif ini ;P ) Sudah setahun blog saya mati
suri setelah pada awal tahun 2018 saya membuat janji yang saya langgar sendiri,
yakni mencoba konsisten untuk menulis di blog. Ternyata menulis secara
konsisten pun menjadi PR yang sangat berat terutama karena hari-hari saya yang sudah
mawut tadi.
Jadi,
belakangan ketertarikan saya untuk benar-benar belajar menulis sedang berada di
atas puncak. Mengalahkan hasrat saya untuk segera menuntaskan setrikaan yang
segunung dan PR mengepak paket yang harusnya saya kirim esok hari. Mumpung
sedang memuncak, saya ingin memanfaatkan perasaan ini dengan baik. Alhasil,
terdamparlah saya di beberapa kelas menulis. Kelas menulis cerita anak, kelas
menulis cerita romance, dan juga yang
saat ini sedang baru berlangsung adalah kelas menulis blog. Semua kelas yang
saya ikuti memiliki ceritanya sendiri. Oh iya, sebelumnya saya beberapa kali
juga sudah membuat tulisan di web salamyogyakarta sebagai salah satu sumbangsih
saya, sekaligus kecintaan saya sebagai orangtua yang pernah ‘menyekolahkan’
anak saya di sana. Syukur saya bisa rutin menulis di sana. Sayangnya, saya ini
masih harus sangat perlu belajar membagi waktu. Ya urusan anak, urusan dapur, urusan anak,
urusan suami, urusan lapak online, dan tentunya urusan menulis yang sampai
detik ini masih saya anak-tirikan…sakne
tho?! Hikz.
Bagaimana
mungkin tidak menjadi anak tiri, kalau setiap kali saya menulis, saya selalu
harus nebeng di laptop suami yang hampir jarang nganggur juga…duh…! Semoga ya,
semoga, ada rejeki berlebih, urusan perlapakan lancar jaya jadi saya bisa mulai
menabung untuk membeli laptop saya sendiri, kadang nganu, kalo pinjem terus, ngrusuhi
itu engga nyaman juga. ( Amiiiiiin yang panjaaaaaaaang).
Nah,
kembali soal akhirnya saya muncul lagi di dunia per-blog-an setelah sekian lama
vakum. Jadi ini judunya kangen, teman-teman. Saya kangen buat berceloteh. ;D
wkwkkwkwkk…-
Akhir
tahun 2018 lalu sempat membuat saya syok, selama ini saya kan berjualan via FB,
melalui akun FB saya, nah kebetulan di akhir tahun lalu urusan per-lapakan saya
sedang mulai ramai-ramainya, setelah kurang lebih 3-4 tahun ini saya
menjalankan usaha sampingan yang bikin hepi ini, Eeeeh lha kok mendadak,
tiba-tiba seperti diguyur air hujan yang deras, Akun FB saya tersapu bersih
teman-teman. Benar-benar lenyap. Dilenyapkan oleh tim FB tanpa saya diberi
peringatan dahulu sebelumnya. Alhasil akun FB saya yang sudah mulai terlahir 10
tahunan yang lalu lenyaaaaaaap, semua data di dalamnya hilang. Sedih banget.
Akhirnya, karena saya tahu diri itu disebabkan karena kecerobohan saya sendiri,
saya muk bisa semeleh. Ya sudah, mugkin memang saatnya leren (istirahat-red) dulu, di dunia maya. (Awalnya sih mikirnya
gitu…*nyengir* ) jebul, ya ngga isoh.
Tanpa FB dunia saya hampa ( autolebai),
terutama karena saya gabung di komunitas menulis dan pecinta drama jepang. Itu
yang membuat saya sulit berpaling. (heleh!
Mbelgedes)
Nah,
setelah saya mulai aktif lagi di FB dengan akun baru, yang sayangnya akun
dengan nama asli seperti sebelumnya ditolak oleh FB, sekarang akun saya berubah
menjadi Sandra Srengenge. Pemilihan nama ini juga ada ceritanya sendiri. Kapan-kapan
deh, saya ceritakan ya, kalo engga lelah membaca celotehan saya, hihihihihi.
Sampai
suatu ketika saya sudah yakin mulai sanggup menulis kembali,dengan segala yang mawut tadi, sudah mantap ingin menekuni
ini, saya kembali mencari blog saya yang sudah setahun megap-megap.
Jadi,
ketika ditanya, kenapa menulis di blog? Jawaban saya mungkin bisa panjang,
sepanjang cinta saya pada lagu jalan kenangan.
Beberapa
kelas menulis yang saya ikuti ada beberapa hal yang membuat saya tentunya
merasa dibatasi untuk bisa ngeciwis panjang lebar. Penulisan cerita anak juga
rasanya tidak mungkin menyediakan saya ruang untuk menulis ngawur, ngalor-
ngidul tak keruan. Menulis cerita anak mempunyai pakemnya sendiri. Begitu juga
ketika saya sambat melalui fesbuk, tentu ada batasan panjang yang tidak mungkin
saya abaikan, apalagi kalo bercuit melalui twitter, lebih sangat terbatas. Saya
hanya bisa pasang status di kolom “ apa yang sedang terjadi ?” berupa
kalimat-kalimat pendek semacam, ‘hidupku baik-baik saja sejak fesbuk hilang, tapi
tanpa blog, aku merasa kosong.’ Ya meski memang twitter saat ini menyediakan
format penulisan panjang melalui sebuah perantara. Tapi tetap saja panjangnya
pun terbatas.
Jadi
kenapa menulis di blog?
Mungkin
kita perlu urai dulu kenapa kita menulis. Baru kemudian kita urai kenapa di
blog. Nah, baru kita padukan semua.
Saya
teringat betul pada ucapan guru menulis saya sesungguhnya zaman saya belum
kenal kelas-kelas menulis online seperti sekarang, pak Toto Raharjo , “ayo nulis o, dengan kamu menulis, kamu bisa
membuat pikiran terstruktur, melalui menulis kamu bisa merawat kejernihan
pikiran. Setiap ada gejolak di pikiran dan perasaan harus segera ditulis. Dari
ucapan beliau lah saya merasa terlecut untuk mulai memaksimalkan kecintaan saya
pada dunia tulis menulis, Meski ya masih semampu saya dalam mengatur waktu dan
semangat.
Nah
kenapa di blog. Tentu saja, meski di blog kita bisa fokus di tema-tema tertentu
tapi intinya, melalui blog kita bisa menuliskan apa saja, sepanjang apapun,
sepuasnya, tanpa perlu takut menulisnya keliru, salah, carut marut, tentu saja
selama menulisnya tidak menyinggung atau menyakiti pihak lain ya. Menulis bisa
bebas, mau menulis kritikan juga boleh asal masih dalam kaedah-kaedah yang
benar. Tentu saja meskipun jane ya
bebas saja, tapi kita pun harus menyadari bahwa kita hidup di dunia
berdampingan dengan orang lain juga tho.
Jadi, ya sebisa mungkin meminimalisir gesekan dengan pihak lain. Jadi menulis
di blog itu seru teman-teman. Bisa menulis apapun, dan sepanjang apapun.
Menulis
di blog sangat memungkinkan kita jadi memiliki jejak tulisan digital di
kemudian hari. Siapa tau ada banyak pemikiran kita yang mungkin bisa bermanfaat
untuk orang lain. Meski sederhana saja, membuat orang hepi dengan membaca
tulisan-tulisan kita misalnya. Itu juga sudah mampu membuat kita sebagai si
penulis hepi juga kan.
Mari
kita meng-goblog bersama teman-teman
:D ….let’s go to make a blog!
Salam,
Semilir
Komentar
Posting Komentar