Langsung ke konten utama

aku begini bukan karena Kamu begitu

aku begini bukan karena Kamu begitu
October 18th, 2007

Satu lagi Lebaran yang telah kulewati penuh arti. Banyak hal terjadi. terkadang melintas begitu saja tanpa permisi, dan justru membuatku pura-pura tak peduli. Adakah indah bila berada disisiMu?Adakah perasaan takut, perasaan terluka bila duduk di sampingMu?

Aku Tak perduli dengan tatapan penuh kebencian. Aku makin tidak perduli ketika banyak berita-berita palsu yang tersampaikan tentangku…bahkan buat apa aku berteriak membela diri, sedangkan dia berdiri angkuh dengan sorot matanya yang memuakkan, dan melabel hidupku dengan sebutan si Pendusta yang hina dina. Siapa dia? dia bahkan tidak tahu apa-apa tentangku.

aku begini karena dia begitu
aku begini karena dia begitu
dan aku begini bukan karena Kamu begitu

tak perduli aku dengan siapapun tuan yang sok tahu tentangku itu. Yang dengan pandai berkata "urus saja dirimu sendiri..dan berkacalah"

?????

penuh tanda tanya aku makin dibuatnya. karena aku merasa aku cukup mengurus diriku tanpa bersusah payah menceburkan diri dalam hidupnya. Berkacalah??? aku makin bingung dengan seruan yang lebih pantas ditujukan pada dirinya.

dan diantara kita tidak lagi menjadi sebuah alat untuk saling memicu adrenalin.
Knapa harus begitu, sedangkan hidupku begini jauh lebih seru.

aku begini karena dia begitu
aku begini karena dia begitu
dan aku begini bukan karena Kamu begitu

Hanya beri aku waktu. Dengan batasan yang Kau ciptakan. Aku pasti akan kembali seperti sedia kala.

Pikiranku melayang jauh. Duduk di sebelah singasana-Mu terasa begitu empuk
hatiku tentram, berada di sampingmu melihat dunia-Mu.

aku mencintaiMu dan kuharap Kaupun begitu.

Karena aku begini bukan karena Kau begitu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

dongeng Si Gajah dan Si Badak

dongeng Si Gajah dan Si Badak April 14th, 2008 Suatu hari di sebuah hutan belantara tampaklah seekor gajah yang berbadan besar dengan belalai panjangnya sedang bercengkrama dengan seekor badak. Si Badak terpesona melihat dua gading gajah yang membuat Si Gajah makin terlihat gagah. Kemudian Si Badak bertanya " Jah…Gajah…kok kamu bisa punya sepasang cula yang hebat begitu bagaimana caranya tho?…kamu terlihat semakin gagah saja". Lantas dengan bangga Si Gajah pun bercerita tentang puasa tidak makan tidak minumnya selama 80 hari. Berkat puasa itulah Si Gajah bisa mendapatkan cula yang hebat seperti yang Badak lihat sekarang. Akhirnya karena Si Badak juga ingin tampil gagah, dia pun mulai menjalani puasa 80 harinya seperti yang Si Gajah lakukan. Seminggu kemudian…… "Ahhh…enteeeeeng…." Badak sesumbar. Dua minggu berikutnya…… Si BAdak mulai sedikit lemas, dia masih bertahan meski rasa lapar, rasa haus kian menghantuinya. Dia iri melih...

Sebuah esai tentang kebudayaan bersifat simbolik

Di sebuah stasiun TV Swasta terlihat ada sebuah penayangan mengenai kehidupan sebuah suku yang masih kental dengan keprimitifannya. Sebut saja salah satu suku di Afrika. Tampak di sana sekelompok manusia berpakaian seadanya, sedang duduk mengelilingi api unggun. Kepala suku mereka sedang menceritakan kepada anggota kelompoknya yang lain, menceritakan mengenai sebuah batu yang tiba-tiba saja terlempar dari arah gunung berkapur hingga hampir membuatnya celaka, hingga detik itu juga dia, selaku kepala suku di sana menyatakan bahwa benda tersebut adalah ‘benda jahat atau benda setan’. Simbol tersebut dia gunakan sebagai bentuk kekhawatirannya terhadap anggota kelompoknya yang lain, sehingga mendorong agar anggota yang lain selalu waspada. Bentuk pengungkapan itu membudaya dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Hingga kemudian manusia menjadi lebih pandai dan cerdas hingga benda yang disebut-sebut sebagai benda jahat itu hanyalah sebuah bongkahan batu yang secara tidak sengaja terlempa...

SANGIRA

Sangira Sang, Hujan mau datang lagi. Sudikah kiranya dirimu antarku pulang? Sang, kukecilkan pakaian-pakaian longgarmu, ambillah, sudah kutaruh di almari. Aku mau pulang, Sang. Aku tidak bisa berlama-lama lagi di sini. Di tempat ini. Aku takut, Sang. Tempat ini sudah sangat berbeda, kita tidak bisa lagi main-main dengan Hujan seperti dulu. Masih ingatkah engkau pada bunyi kecipak-cipak air yang main lompat di kubangan lumpur, Sang? Aku rindu. Aku mau pulang, Sang…. Seperti memang sudah berjodoh, aku bertemu lagi dengan laki-laki berkemeja garis-garis biru yang kemarin aku temui di sebuah toko kue. Dia tengah kebingungan mencari sebuah kue ulang tahun yang katanya untuk seseorang yang spesial. Untuk pacarnya kurasa. Tapi siapapun perempuan itu sudah pasti dia beruntung sekali. Bagaimana tidak, laki-laki itu terlihat begitu sangat perhatian, peduli, dan rasa sayang yang diperlihatkan pada muka bingungnya ketika mencari kue ulang tahun yang pas untuk seseorang istimewanya itu membuatk...