DanKetikaHujanTakMAuBerhenti…
January 18th, 2008
Aku hanya ingin berkata jujur, dan aku telah melakukannya. Ketika dia bertanya apa alasannya, aku hanya bisa menggelengkan kepala. Pertanyaannya seperti sebuah pertanyaan yang menanyakan kenapa bumi berputar pada porosnya, dan kenapa bumi berbentuk bulat pepat.
Mungkin dia akan membenciku…atau bahkan meragukanku. Tapi,..sudahlah..toh memang dia punya hak untuk memiliki penilaian tentang perasaanku apapun itu. Hanya ingin dia tahu bahwa aku merasa apa yang aku rasakan pantas untuk aku perjuangkan. Selebihnya…hanya dia yang punya jawaban atas semuanya.
Hujan hari ini tidak mau berhenti, seperti perasaanku yang kubiarkan begitu saja mengalir. Mungkin dengan pongah, dia yang bernama penantian memasuki rumah dengan membongkar teralis jendelaku. Dengan dada dibusungkan, dia yang mempunyai sebutan harapan, datang dengan sopan mengetuk pintu rumahku.
Aku bukannya tidak berharap, tapi..apa ada jaminan bahwa jika aku berteman dengan harapan kau tidak akan mengenyahkan mimpi siang bolongku?
Tapi sekali lagi kubilang,…si Harapan mendekatiku dengan sopan. Dia tidak menertawakanku, dia tidak mencibirku. Dia memelukku, seolah dia membuatku yakin bahwa dia akan membuatku nyaman bersamanya. Semoga dia tidak membuatku tertidur dalam lelah. Aku akan membiarkan dia menemaniku,..hingga datang si Kepastian untuk datang menghampiriku_suatu hari nanti.
dan hujan masih tak mau berhenti…
dia menemaniku hingga aku tertidur. Lelap.
malam ini. Di sebuah tempat bersama si dia yang disebut harapan. Hanya karena aku ingin dia yang Tak Bisa Disebut tahu betul bahwa aku sungguh-sungguh.
Hujan masih tak mau berhenti…
lompatan-lompatannya kakinya masih berisik
terima kasih untuk satu hari itu
dimana aku bisa merasakan apa yang diberi nama "anugerah" dengan wujud nyata dan bukan replika.
hari ini di saat hujan belum berhenti…
aku menarik selimut rapat-rapat
agar dingin tidak menggangguku
agar Harapan berikan aku sedikit hangatnya
Kamu Yang Tidak Bisa Disebut….terimakasih. Aku hanya ingin mengenalkanmu pada sahabat sejatiku "Si Tulus". Yang selalu setia menjalani hari-hari bersamaku meskipun si dia yang disebut Harapan dan Kepastian mungkin meninggalkanku.
Hari ini hujan belum mau berhenti
Atau memang hujan tak ingin berhenti?….
Kamu Yang Tidak Bisa Disebut….
Aku tulus…
(18 Januari 2007, 23.35) @ my small town beloved
January 18th, 2008
Aku hanya ingin berkata jujur, dan aku telah melakukannya. Ketika dia bertanya apa alasannya, aku hanya bisa menggelengkan kepala. Pertanyaannya seperti sebuah pertanyaan yang menanyakan kenapa bumi berputar pada porosnya, dan kenapa bumi berbentuk bulat pepat.
Mungkin dia akan membenciku…atau bahkan meragukanku. Tapi,..sudahlah..toh memang dia punya hak untuk memiliki penilaian tentang perasaanku apapun itu. Hanya ingin dia tahu bahwa aku merasa apa yang aku rasakan pantas untuk aku perjuangkan. Selebihnya…hanya dia yang punya jawaban atas semuanya.
Hujan hari ini tidak mau berhenti, seperti perasaanku yang kubiarkan begitu saja mengalir. Mungkin dengan pongah, dia yang bernama penantian memasuki rumah dengan membongkar teralis jendelaku. Dengan dada dibusungkan, dia yang mempunyai sebutan harapan, datang dengan sopan mengetuk pintu rumahku.
Aku bukannya tidak berharap, tapi..apa ada jaminan bahwa jika aku berteman dengan harapan kau tidak akan mengenyahkan mimpi siang bolongku?
Tapi sekali lagi kubilang,…si Harapan mendekatiku dengan sopan. Dia tidak menertawakanku, dia tidak mencibirku. Dia memelukku, seolah dia membuatku yakin bahwa dia akan membuatku nyaman bersamanya. Semoga dia tidak membuatku tertidur dalam lelah. Aku akan membiarkan dia menemaniku,..hingga datang si Kepastian untuk datang menghampiriku_suatu hari nanti.
dan hujan masih tak mau berhenti…
dia menemaniku hingga aku tertidur. Lelap.
malam ini. Di sebuah tempat bersama si dia yang disebut harapan. Hanya karena aku ingin dia yang Tak Bisa Disebut tahu betul bahwa aku sungguh-sungguh.
Hujan masih tak mau berhenti…
lompatan-lompatannya kakinya masih berisik
terima kasih untuk satu hari itu
dimana aku bisa merasakan apa yang diberi nama "anugerah" dengan wujud nyata dan bukan replika.
hari ini di saat hujan belum berhenti…
aku menarik selimut rapat-rapat
agar dingin tidak menggangguku
agar Harapan berikan aku sedikit hangatnya
Kamu Yang Tidak Bisa Disebut….terimakasih. Aku hanya ingin mengenalkanmu pada sahabat sejatiku "Si Tulus". Yang selalu setia menjalani hari-hari bersamaku meskipun si dia yang disebut Harapan dan Kepastian mungkin meninggalkanku.
Hari ini hujan belum mau berhenti
Atau memang hujan tak ingin berhenti?….
Kamu Yang Tidak Bisa Disebut….
Aku tulus…
(18 Januari 2007, 23.35) @ my small town beloved
Komentar
Posting Komentar